Bencana Tanah Longsor Battang Barat Musibah ke-2 di Sulawesi Selatan pada Bulan Juni
Bencana Tanah Longsor Battang Barat Bencana ke-2 di Sulawesi Selatan pada Bulan Juni
Untuk wilayah Sulawesi Selatan, musibah longsor di Kota Palopo ini adalah peristiwa kedua yang tejadi di Sulsel dalam sebulan ini. Sebelumnya, kejadian banjir bandang melanda Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto pada 12 Juni 2020 lalu.
“Longsor yang terjadi kemarin di jalan poros Palopo – Toraja merupakan longsor susulan yang awalnya terjadi pada awal Mei lalu. Saya telah meninjau pada saat itu. Saya meminta kepada warga agar tidak lagi bermukim di lokasi tersebut. Dan menurut laporan Walikota Palopo, kejadian kemarin tidak menimbulkan korban jiwa,” tulis Nurdin Abdullah, Gubernur Sulawesi Selatan pada fanpage media sosialnya.
Luapan Sungai Calendu Tenggelamkan 5 Kelurahan dan 2 Kecamatan di Bantaeng
Nurdin Abdullah juga menulis dirinya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah serta UPTD untuk segera ke lokasi bencana dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Juga kepada Badan Jalan Nasional agar segera mengambil langkah perbaikan jalan yang terputus tersebut.
- Upaya Penanganan Sampah, RSUD Sawerigading Koordinasi dengan DLH Palopo
- Naili-Akhmad Usung 25 Program Unggulan Menuju Palopo Baru
- Wakil Bupati Luwu Buka Sosialisasi Penyusunan Kajian Risiko Bencana Bersama Unhas
- Jalan Lingkar Palopo Gelap Gulita, Warga Resah Diduga Jadi Tempat ‘Lending’
- Pj Wali Kota Palopo Pimpin Rapat Forkopimda Bahas Persiapan PSU 24 Mei 2025
Diberitakan sebelumnya, Bencana Tanah Longsor terjadi Jum’at, 26 Juni 2020 di Kelurahan Battang Barat. Bencana tanah longsor ini memotong badan jalan poros Kota Palopo ke Tana Toraja.
Ada tiga titik longsor disepanjang jalan poros tersebut yakni di Kilometer 21, Kilometer 23 dan Kilometer 26. Akibatnya, sejumlah kendaraan terjebak pada titik-titik longsor tersebut.
Kerugian Banjir Bantaeng Ditaksir Rp33 M, Diluar Jembatan dan Jalan yang Rusak
Data yang dihimpun, sebanyak 25 kendaraan terjebak diantra KM 21-23 terdiri dari 3 bus, 2 mobil LPG, 5 mobil pengangkut ternak, dan 15 mobil lainnya. Sementara ada 9 rumah yang terkena longsor, 64 Kepala keluarga yang terkena dampak bencana.(red)
