Bupati Pandeglan Minta Maaf, Karopenmas Humas Polri Sebut Pelaku Tak Kenal Siapa yang Tertikam
Bupati Pandeglang Irna Narulita menilai keamanan yang diberikan oleh pejabat terkait di wilayah hukum Banten, Pandeglang sudah cukup baik. Meski demikian, pihaknya mengaku pihaknya kecolongan atas peristiwa yang menimpa Menkopolhukam Wiranto.
’Keamanan rasanya sudah cukup untuk memberikan pengawalan ke beliau. Tetapi mohon maaf ini kami sedikit kecolongan dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang kembali,” ujar Irna Narulita.
Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri, Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku yang dikenal sebagai laki-laki berinisial SA alias Abu Rara (31) warga Medan, Sumatera Utara sedangkan pelaku perempuan FA (21) warga Brebes mengaku tak tahu siapa pejabat yang ditikamnya.
“Aksi Abu Rara dan istrinya ini spontan. Mereka tidak tahu siapa pejabat yang mereka tusuk. Tapi tujuan mereka pejabat dan kepolisian. Yang mereka tahu pejabat datang, masyarakat ramai berdatangan, dan mereka lakukan gerakan amaliyah agar langsung meninggal di tempat karena dilumpuhkan polisi. Bayangan meteka seperti itu. Namun, mereka saat ini masih ditangkap,” ujar Dedi Prasetyo.
Dedi melanjutkan Abu Rara dan istrinya sudah melakukan persiapan dengan mereka melihat ada pejabat yang datang ke Lapangan Alun – Alun Menes, Desa Purwaraja, Menes, Pandeglang, Banten. Kebetulan tempat tinggal Abu Rara dan istrinya ke Alun- Alun Menes hanya sekitar 300 meter.
Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, Wiranto kerap mengundang rasa tak simpatik masyarakat akibat ucapan yang terlontar dari mulutnya. Berikut beberapa ucapan yang dinilai “Nyeleneh”
1. Karhutla Tak Separah yang Diberitakan
Pernyataan ini disampaikan Wiranto pada 16 September 2019. Ia mengatakan hal ini usai meninjau beberapa wilayah terdampak karhutla di Sumatera dan Kalimantan.
“Kemarin ketika saya mengunjungi bersama Presiden, antara realitas yang dikabarkan dengan realitas yang ada itu, sangat berbeda. Dan ternyata kemarin waktu kita di Riau, itu tidak separah yang diberitakan,” ungkap Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (18/9).
2. Anggap Pengungsi Gempa Ambon Beban Pemerintah
Wiranto sempat mengimbau warga Ambon kembali ke rumah masing-masing usai gempa yang terjadi pada Kamis pagi (26/9). Sebab, situasi sudah aman dan pemerintah harus menanggung kehidupan mereka di pengungsian.
Pernyataan ini disampaikan Wiranto saat konferensi pers di Kemenkopolhukam pada Senin (30/9).
“Diharapkan masyarakat bisa kembali ke tempat tinggal masing-masing untuk mengurangi besaran pengungsi, pengungsi terlalu besar ini sudah menjadi beban pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” kata Wiranto.
Terkait hal ini, Wiranto sudah meminta maaf kepada warga Ambon. Ia menyebut tak bermaksud menyakiti hati para korban gempa 6,8 magnitudo itu.
3. Sebut Demo Penolakan Revisi UU KPK dan RKUHP Aneh
Wiranto mengaku heran masih ada rencana demo menolak regulasi itu. Padahal menurutnya, pemerintah telah berusaha mengomunikasikan masalah ini dengan semua pihak dan mencari jalan keluar.
4. Ungkap Ada Kelompok Islam Radikal di Demo Revisi UU KPK
Wiranto mengungkap soal kelompok-kelompok yang turun ke jalan berunjuk rasa menentang revisi UU KPK, RKUHP, dan UU Pemasyarakatan. Mulai dari kelompok mahasiswa, pelajar, suporter sepakbola, hingga kelompok Islam radikal.
5. Jangan Pulangkan Eks ISIS karena Dianggap Bibit Penyakit
Pada Juli 2019 lalu, Wiranto meminta simpatisan ISIS jangan sampai merugikan masyarakat di Indonesia. Ia juga menyebut eks ISIS jangan jadi bibit penyakit baru di RI dengan sikap antipancasila.(**)