Gubernur Imbau Tanam Pohon, Pemprov Siapkan Dana Kontijensi Rp20 M
Salah satu penyebab terjadinya Banjir menurut Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, akibat adanya perubahan penggunaan lahan.
Salah satu contoh alih fungsi lahan, yang tadinya merupakan fungsi konservasi, berubah menjadi perumahan dan menjadi perkebunan. Tadinya merupakan daerah tangkapan atau resapan air, dibuat jadi perumahan.
“Jangan heran kalau ada kubangan ditimbun dibikin perumahan, dan banjir. Karena memang itu tempatnya air kesana,” ungkap Nurdin Abdullah.
Ia menilai, lahan yang ada di Sulsel juga dalam kondisi sangat kritis. Demikian juga dengan dengan cekdam yang dibangun, diprediksi pendangkalan terjadi dalam 50 tahun, tetapi ternyata hanya 20 tahun.
“Ini 20 tahun sudah dangkal, itu artinya hulu sudah rusak. Makanya, kita sekarang harus ramai-ramai bikin program tiada hari tanpa menanam,” ujar Nurdin Abdullah, Sabtu, 4 Januari 2019.
Nurdin juga mengajak masyarakat untuk selalu berdoa agar bencana tidak terjadi di Sulsel.
“Karena bencana banjir itu terjadi itu karena fenomena alam, yang bisa menangkal itu hanya doa. Kita berdoa kepada yang mengatur alam ini supaya hujan diturunkan secara teratur. Dihindarkan kita dari bencana banjir, teknologi nggak bisa dengan kondisi sekarang ini,” ujarnya.
Selain berdoa, juga untuk tetap berupaya agar banjir dan bencana lainnya tidak terjadi. Salah satu caranya, walapun di musim hujan, tetap diusahakan untuk menaman di lahan-lahan kritis.
“Supaya dari hari ke hari lahan kritis kita berkurang, penutupan hutan kita semakin lebat. Supaya groundwater storage (simpanan air tanah) kita ini terisi,” jelasnya.
Namun demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyiapkan dana kontijensi sebesar Rp 20 miliar untuk penanggulangan bencana di Sulsel. Dana penanggulangan bencana ini adalah dana yang digunakan untuk tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan atau pascabencana.
“Kita ada Rp 20 miliar,” kata Nurdin Abdullah.(***)
