Pemkab Luwu Gelar Sosialisasi Bantuan Hidup Dasar dan Sistem Tanggap Darurat Medis
LUWU, SPIRITKITA — Tribun Lapangan Andi Djemma Belopa menjadi saksi pelaksanaan kegiatan edukatif dan promotif bidang kesehatan, Sabtu (21/6/2025).
Sosialisasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi masyarakat umum serta Early Warning System (EWS) dan Code Blue untuk tenaga kesehatan digelar untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi kondisi gawat darurat.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Cabang Sulsel, Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Luwu.
Tak hanya fokus pada edukasi medis, rangkaian acara juga dirangkaikan dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri dan senam kebugaran bersama.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, dr. Rosnawary, menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas sektor yang terbangun dalam kegiatan ini.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta tenaga medis dalam menangani kondisi kritis, sekaligus memperluas cakupan gizi, khususnya bagi remaja putri,” ujarnya.
Sekretaris Departemen Ilmu Anestesi FK Unhas, dr. Hasbullah, menekankan pentingnya penguasaan teknik BHD oleh masyarakat awam.
“Bantuan hidup dasar adalah keterampilan penting untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi henti jantung atau napas. Ini seharusnya menjadi pengetahuan dasar bagi semua orang, bukan hanya tenaga kesehatan,” jelasnya.
Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, yang membacakan sambutan Bupati Luwu, menyebut bahwa upaya penyelamatan nyawa adalah tanggung jawab bersama.
“Respons cepat dari masyarakat sangat menentukan dalam kondisi gawat darurat. Sosialisasi BHD kepada warga sangat krusial agar mereka bisa menjadi penyelamat pertama sebelum tim medis tiba,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini di fasilitas kesehatan sebagai upaya mempercepat penanganan kegawatdaruratan medis.
“Early Warning System dan Code Blue merupakan kunci keselamatan pasien. Ini adalah bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Luwu dalam menjamin mutu layanan serta membangun kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan daerah,” pungkas Dhevy.


