Sim Card Diretas oleh Hacker Untuk Bobol Rekning, Ini Tanda-tandanya
Sim Card Diretas oleh Hacker Untuk Bobol Rekning, Ini Tanda-tandanya
Rekening wartawan senior Ilham Bintang ludes karena nomor ponselnya dibobol peretas. Kejadian ini terjadi pada 3 Januari yang lalu.
Diakun Facebooknya, Ilham mengungkapkan jika ada seseorang mendatangi gerai Indosat dan mengaku sebagai dirinya. Padahal, ketika itu Ilham mengaku sedang berada di Australia.
Seorang yang mengaku dirinya tersebut meminta untuk mengganti nomor SIM yang biasa digunakan Ilham dengan nomor lain. Permintaan itupun dipenuhi oleh pegawai yang bertugas di Indosat.
Pada hari berikutnya, kata Ilham, dirinya sudah tidak bisa menggunakan nomor ponselnya. Ia baru menyadari nomor ponselnya dibobol setelah hendak mengambil uang dianjungan tunai mandiri (ATM). Ternyata Saldonya sudah tidak mencukupi.
Ketika menanyakan hal tersebut ke Bank tempatnya buat rekening, Bank tersebut memberi jawaban jika tercatat dalam sistem ada 98 transaksi berupa pengiriman uang ke 94 rekening dari akun Ilham.
Selain uang di rekeningnya, pelaku bertransaksi menggunakan kartu kredit Bank Negara Indonesia (BNI) sejak 4 hingga 6 Januari. Pelaku juga bisa mengakses akun layanan digital hingga email, karena mendapat kode One Time Password (OTP).
Agar kejadian yang menimpa Ilham Bintang tak lagi terjadi, Ahli IT, Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha membagikan ciri-ciri simcard yang dibajak.
Pratama mengatakan, ada beberapa langkah untuk mengetahui sejak dini jika simcard diambil alih atau tidak.
Yang paling mudah adalah, nomor ponsel kelihatan tidak aktif meskipun tak ada kerusakan pada simcard atau handphone.
Berikutnya, untuk mengetahui simcard-nya diambil alih atau tidak dengan mengecek daftar panggilan dan SMS. “Bila ada yang mencurigakan, kemungkinannya dua yaitu simcard dikloning atau ponsel disusupi malware,” kata Pratama.
Pengguna juga bisa mencoba untuk menelepon nomor ponselnya sendiri. Apabila diangkat oleh orang lain, maka simcard telah dibajak. Bisa juga, pulsa berkurang secara drastis tanpa pemakaian signifikan.
Olehnya itu Pratama mengimbau agar mengecek nomor ponsel sebanyak lima hingga 10 kali setiap bulan.
Pengecekan bisa dilakukan dengan panggilan pulsa ke operator untuk mengetahui kartu SIM-nya masih berfungsi atau tidak.
Prtama mengungkapkan, saat ini aplikasi WhatsApp mulai banyak digunakan untuk menelpon hingga terkadang nomor ponsel sendiri sudah tidak diperhatikan lagi. Pratama juga mengimbau pengguna mendaftarkan kartu SIM sesuai dengan identitas sendiri.
Dengan begitu, proses penggantian simcard menjadi lebih mudah ketika hilang. “Pembajakan nomor ponsel bisa berakhir dengan pencurian tabungan korban dan pengambilalihan akun media sosial,” kata Pratama.(***)