Tiga Propinsi Tertinggi Penyebaran Virusnya, Jokowi Sebut Sulsel
Tiga Propinsi Tertinggi Penyebaran Virusnya, Jokowi Sebut Sulsel Salah satunya
Tiga propinsi dengan penyebaran Virus Corona tertinggi disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Orang nomor 1 di RI ini meminta agar gugus tugas percepatan penanganan covid-19, serta kementerian dan jajaran TNI-Polri fokus melakukan penanganan di tiga provinsi tersebut, yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Kalimantan Selatan.
Update Info
- Pelajar Pemilik Busur Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Pembusuran di Palopo
- Teror Busur di Palopo Picu Kekhawatiran Warga, Polisi Diminta Tindak Tegas Pelaku Teror
- Pemkot Palopo Perkuat Perlindungan Cegah Kekerasan Perempuan Dan Anak di Tingkat Pendidikan
- Kominfo Makassar Gelar Uji Konsekuensi Informasi Dikecualikan untuk Perkuat Tata Kelola Publik
- UMP Sulsel 2025 Naik 6,5 Persen, Ditentukan Rp3,657 Juta
Saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi covid-19 melalui video conference, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/6), Jokowi mengungkapkan itu.
“Saya ingin kita konsentrasi gugus tugas maupun kementerian, TNI dan Polri utamanya konsentrasi di tiga provinsi yang angka penyebarannya masih tinggi yaitu di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan di Kalimantan Selatan,” kata Jokowi.
Jokowi meminta agar ketiga daerah itu mendapatkan perhatian khusus. Sehingga angka penyebarannya pun dapat ditekan lagi. Tiga Propinsi Tertinggi Penyebaran Virusnya
“Tolong ini dijadikan perhatian khusus sehingga angka peyebarannya bisa kita tekan lebih turun lagi,” ucap Jokowi.
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel dr Ichsan Mustari di Makassar, mengemukakan kondisi positif corona di Sulawesi Selatan masih fluktuatif.
Saat ini, kata dia, terjadi penambahan Rt Covid-19 di Kabupaten Bulukumba dan angka kasus pada hampir semua kategori, yakni PDP, ODP.
Ichsan yang juga Kepala Dinas Kesehatan Sulsel itu, menjelaskan Rt dan Ro variabel menilai seberapa besar penyebaran Covid-19.
Rt dan Ro, katanya, merupakan instrumen epidemiologi untuk menilai penyebaran Covid-19 sebagai tahapan untuk mengambil kebijakan pelonggaran secara bertahap hingga ke arah normal baru.
Ia menguraikan Ro nilai persebaran Covid-19 sebelum melakukan intervensi. Sedangkan Rt nilai persebaran setelah intervensi seperti di Sulawesi Selatan menginisiasi Program Duta Covid-19 dan tes cepat.
Baca juga
- Wamen Dikti Stella Christie: Penggunaan ChatGPT Berlebihan Bisa Melemahkan Daya Pikir Kritis Siswa
- Dosen FEB UNANDA, Munawir, Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude
- Mahasiswa Universitas Andi Djemma Ultimatum Kampus ‘Kami Tidak Akan Diam!’
- Kemacetan di Depan Kampus Unanda Palopo, Parkir Kendaraan di Tepi Jalan Jadi Pemicu
- Mahasiswa S2 Asal Palopo, Resky Nuralisa Gunawan, Terbitkan Buku “Tenaga Administrasi Sekolah
“Kalau ada satu pasien dia tidak menyebarkan, artinya alhamdulillah pasien ini tidak lebih dari dua. Maka penambahan itu tentu juga angkanya mendatar,” ujarnya.
Dia mengatakan jika berharap kasus Covid-19 menjadi nol hal yang tidak mungkin sebelum diperoleh antivirus corona.
Namun, ia optimististis upaya mengurangi penyebaran Covid-19 bisa dilakukan tatkala secara disiplin masyarakat terus mengutamakan protokol kesehatan.
“Yang lain kita akan liat. Termasuk efek dari Lebaran, apakah memengaruhi nilai Rt ini di bawah 1. Sehingga kita bisa memulai pelonggaran (aturan, red.) secara bertahap,” katanya.