Warga Desa Lembang-lembang Luwu Utara Pasrah Hadapi Banjir Tiga Bulan, Harapkan Perbaikan Tanggul

Desa Lembang-lembang Pasrah Hadapi Banjir Tiga Bulan.

Koding (40), seorang petani setempat, juga merasakan hal serupa. Ia merasa resah dengan banjir yang tak kunjung surut, mengaku kesulitan untuk keluar dari desa karena hanya ada satu jalan yang dapat dilalui, yakni jalan penghubung di Desa Tete Uri, Kecamatan Sabbang Selatan. Jalan tersebut hanya dapat diakses setelah berjalan kaki di tengah-tengah banjir sepanjang 3 kilometer.

Koding mengungkap bahwa ia dan petani lainnya kini tidak dapat menikmati hasil kebun karena gagal panen.

“Dulu berkebun tapi sekarang tidak bisa lagi karena air memenuhi semua lahan perkebunan. Dalam satu hektare tanaman jagung bisa dihasilkan 15 karung atau 2 ton lebih dengan harga jagung per kilo Rp 8 ribu, tapi sekarang tidak ada lagi,” ujar Koding.

Untuk bertahan hidup, sejumlah warga memilih mencari sumber penghasilan lain, salah satunya dengan memasang pukat atau jala ikan. Menurut Koding, selama banjir merendam pemukiman, banyak ikan nila dan mujair yang terlepas. Hasil penangkapan ikan tersebut nantinya dijual oleh warga yang terdampak banjir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Banner
Banner
Admin
Redaksi
Tim Spiritkita
Tim Spiritkita
Tim Spiritkita
Reporter
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *