Abidin Arief: Money Politik Rusak Kondisi Sosial Masyarakat
Abidin Arief, caleg partai Nasdem nomor urut 5 dapil III meliputi Kecamatan Malangke dan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara kembali mengingatkan agar masyarakat jangan terhipnotis dengan ulah oknum-oknum caleg yang melakukan akan money politik.
Calon legislator yang juga merupakan Pemegang mandat adat Pancai Malangke Barat ini saat ditemui mengatakan, biasanya, semakin mendekati hari pencoblosan, politik uang semakin masif. Dinamika masifnya politik tersebut dalam konteks jangka panjang berimplikasi besar terhadap kondisi sosial masyarakat kabupaten Luwu Utara khususnya Malangke dan Malangke Barat.
“Kita tak ingin kondisi sosial masyarakat nantinya rusak karena money politik yang dilakukan sekarang. Yakinlah bahwa oknum caleg yg melakukan istilah serangan fajar adalah caleg yang tidak amanah dan tidak berakal sehat. Tujuannya pasti hanya untuk mencari kehidupan pribadi atau kelompoknya dan pada akhirnya menyengsarakan rakyat serta merugikan negara,” tegas Abidin.
Sebelumnya, Abidin telah mengungkapkan, komitmennya menciptakan pemilu berkualitas dalam penerapan demokrasi Indonesia yang bebas dari kecurangan money politik. Prinsipnya, memberantas money politic memang bukan upaya mudah, namun bukan berarti mustahil, jika semua unsur yang terlibat pada pesta demokrasi 5 tahunan ini memiliki komitmen yang kuat.
“Money politic merupakan tindakan yang sangat merusak tatanan demokrasi, khususnya berkaitan dengan Pemilu. Sejak diterapkannya pemilihan langsung aksi money politic selalu terjadi, modusnya pun beragam, tapi bisa kita hentikan jika kita punya komitmen yang kuat,” kata Abidin Arief, caleg Nasdem Luwu Utara nomor urut 5 dapil Malangke/Malangke Barat.
Dijelaskannya, saat ini modus money politic semakin canggih, seiring semakin ketatnya aturan.
“Pelaku money politik semakin lihai dalam bermanuver. Untuk memberantasnya harus dilihat sebagai upaya bersama, bukan hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara Pemilu semata,” katanya lagi.
Arief Abidin menyebut, money politic merusak sistem demokrasi, padahal kesejahteraan diperjuangkan melalui jalur demokrasi.
“Demokrasi yang rusak tidak mungkin mendatangkan kesejahteraan bagi semua pihak, melainkan hanya oknum-oknum tertentu saja,” kuncinya.(ali)
