Dampak Psikologis Lockdown/PSBB, Bisa Mengurangi Umur Manusia
Riset: Dampak Psikologis Lockdown/PSBB Dapat Mengurangi Umur Manusia
Data Pantauan COVID-19 Di Sulawesi Selatan update hari Selasa, 19 Mei 2020 yang dirilis dilaman Covid19.sulselprov, jumlah masyarakat sulawesi selatan yang dinyatakan terpapar sebanyak 1,069 orang. 651 diantaranya dinyatakan positif Covid-19. 358 orang dinyatakan sembuh. 55 dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga
- Mentan Amran Tolak Lobi Kasus Proyek Fiktif Rp5 Miliar: “Saya Membela Rakyat, Bukan Koruptor”
- 714 CPNS Kemendiktisaintek Mundur, DPR Minta MenPAN-RB Evaluasi Rekrutmen ASN
- Ketua Komisi III DPR RI Dukung Wacana Penghapusan SKCK, Ini Alasannya
- Jaga Integritas! Dewan Pers Larang Wartawan Minta THR atau Bingkisan Lebaran
- Program “Lapor Mas Wapres” Dipertanyakan, Masyarakat Kesulitan Akses Pengaduan
Dari gambaran grafik yang terpampang, garis kurva masih menunjukkan kenaikan. Artinya, Pandemi Virus Corona ini belum akan berakhir.
Di Luwu Raya, Kabupaten Luwu Timur jumlah pasien covid-19 berjumlah 46 orang, Luwu Utara 17 orang, Kabupaten Luwu 19 orang dan Kota Palopo 2 orang. Data ini berdasar laman Sulsel Tanggap Covid-19.
Terpisah, Sebuah hasil Riset Dampak Psikologis Lockdown dikatakan Bisa mengurangi Umur Manusia
Hasil riset tim ilmuwan pada sebuah penelitian di Swiss yang diterbitkan di jurnal medRxiv mengungkapkan Lockdown dan pembatasan sosial akibat pandemi virus Corona, punya dampak psikologis bisa mengurangi umur manusia.
Jurnal ini untuk peer review, yang artinya sedang dalam kajian antara para ilmuwan sebelum dipublikasikan dalam jurnal resmi.
Judul risetnya adalah: Years of life lost due to the psychosocial consequences of COVID19 mitigation strategies based on Swiss data. Ada 4 ilmuwan dipimpin Dominik Moser dari Institute of Psychology Bern, Swiss dan ada 6 universitas yang terlibat dari Swiss, Kanada dan Amerika.
Dalam publikasi yang dikutip dari detikINET, Selasa (19/5/2020) tim ilmuwan ini menjelaskan, strategi mitigasi sosial yang diterapkan pemerintah menyebabkan masalah kesehatan mental. Akibatnya, masalah psikologis ini berpotensi mengurangi umur manusia dari rata-rata usia harapan hidup manusia.
Inilah yang disebut ‘years of life lost’ (YLL) yaitu selisih usia dalam kasus kematian karena sebab tertentu dengan rata-rata usia harapan hidup di negara tersebut. Studi ini dilakukan di Swiss.
Para ilmuwan mencatat masalah psikologis akibat lockdown selama pandemi corona adalah bunuh diri, depresi, alkoholik, trauma anak akibat KDRT, perceraian dan isolasi sosial. Riset dilakukan selama 3 bulan lockdown.
Baca juga
- Bupati Gowa Husniah Talenrang Terpilih sebagai Ketua DPW PAN Sulsel
- Wagub Sulsel Fatmawati Sumbangkan Gaji Bulanan untuk Atasi Stunting dan Anak Putus Sekolah
- DPMPTSP Sulsel Tegaskan Helena Night Mart Langgar Izin Penjualan Miras dan Operasional
- Pj Wali Kota Palopo Hadiri Forum Pinisi Sultan 2025, Dorong Investasi Green dan Blue Economy
- PB IPMIL Raya Desak Presiden Cabut Moratorium DOB, Dinilai Picu Krisis Keuangan dan Lingkungan di Sulsel
Hasilnya cukup mengejutkan, rata-rata orang kehilangan 0,2 tahun umurnya karena dampak psikologis lockdown COVID-19. Tapi ada 2,1% populasi yang kehilangan umur sampai 9,79 tahun YLL.
Ketika dijabarkan per kategori kasus psikologis potensi umur berkurang atau hilang per orang berbeda-beda. Berikut adalah kasus dan jumlah umur yang hilang per orang akiibat Dampak Psikologis Lockdown/PSBB:
- Bunuh diri (34,4 tahun)
- Perceraian (3,5 tahun)
- Perceraian yang mempengaruhi anak (4 tahun)
- KDRT yang mempengaruhi anak (2,37 tahun)
- Depresi (6,82 tahun)
- Alkoholik (17,67 tahun)
- Pengucilan diri (12,03 tahun)
Kesimpulannya, tim ilmuwan ini menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan masalah kesehatan mental dalam membuat kebijakan terkait lockdown dan pembatasan sosial.(red)
