Dekranasda Sulsel Fokus Pengembangan Sentra IKM, Di Kabupaten Luwu dan Enrekang ada Pengembangan Sentra Kerajinan Bambu
Dekranasda Sulsel Fokus Pengembangan Sentra IKM, Di Kabupaten Luwu dan Enrekang ada Pengembangan Sentra Kerajinan Bambu
DEWAN Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Dinas Perindustrian Sulsel, akan fokus pada pengembangan sentra IKM di 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian Provinsi Sulsel, saat ini terdapat 24 ribu IKM yang ada di Sulsel. Fokus pengembangan IKM akan dilakukan, diantaranya pengembangan sentra kerajinan bambu di Kabupaten Enrekang dan Luwu, kerajinan perak di Kabupaten Pinrang, kerajinan kulit di Kota Makassar, enceng gondok dan daun lontar di Kabupaten Bulukumba, produk kerajinan berbahan kelapa di Kabupaten Selayar, sablon di Kabupaten Barru, dan industri fashion di Kabupaten Pangkep.
“Kita punya produk-produk yang bagus, tapi kualitas belum. Untuk tahun ini kita bukan produksi baru, tapi kita fokus pada peningkatan kualitas produk dan pengembangan SDM,” jelas Ketua Dekranasda Sulsel, Lies F Nurdin, usai rapat bersama Dinas Perindustrian Sulsel, Jumat, 17 Januari 2020.
Lies menyebutkan, beberapa hasil produksi IKM telah ada yang diekspor ke negara-negara Asean. Untuk itu, ia terus mengupayakan agar peningkatan kualitas produk IKM mampu membawa produk kerajinan mampu bersaing untuk kualitas ekspor.
“Untuk produk ekspor kita berfokus ke sutera. Kita mendatangkan ekspert untuk menjaga kualitas kita dari (Junior Expert) JICA. Untuk produk kerajinan lainnya seperti produk anyaman, kita belajar dari yang sudah berhasil ekspor di Jawa,” beber Lies.
Selain meningkatkan mutu dan kualitas produk IKM yang dihasilkan melalui pengembangan SDM, Lies menegaskan ketersediaan teknologi hingga proses desain dan pemasaran, fokus tahun ini juga pada diversifikasi sumber daya.
“Satu sumber daya mampu dikembangkan menjadi berbagai kerajinan yang memiliki nilai jual,” ungkapnya.
Sebelumnya, Lies bersama Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan Sulsel juga telah menyediakan tiga area yang dapat digunakan untuk memasarkan produk IKM khusus di Kota Makassar. Yakni Benteng Rotterdam, tiga titik di Anjungan Pantai Losari, serta kawasan di sekitar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekransda) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Lies F Nurdin, bersama Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel telah menandatangani nota kesepahaman penggunaan produk kerajinan IKM bagi lima hotel di Makassar. Hotel yang tergabung dalam Phinisi Hospitality Group, yang terdiri dari Claro Hotel, The Rinra, Dalton, Almadeera serta Remcy Hotel, akan mengunakan sandal hasil kerajinan IKM yang ada di Sulsel.
Penandatanganan MoU ini disaksikan Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah, di Rumah Jabatan Gubernur, Jalan Sungai Tangka, Makassar, Jumat, 17 Januari 2020.
Dalam kesempatan ini, Lies menekankan pentingnya para pengrajin untuk menjaga kualitas sendal, yang nantinya akan digunakan oleh tamu di seluruh jenis kamar hotel.
Dukungan Dekranasda kepada para pelaku IKM juga diteruskan dengan menggandeng Dinas Perindustrian, dengan menyediakan mesin cetak sandal guna mempercepat proses pembuatan dan menjaga kualitas sendal yang dihasilkan.
Saat ini, ada lima IKM yang mulai memasok salendal sebanyak 1.000 hingga 15.000 pasang sendal bagi lima hotel setiap bulan, selama satu tahun.(***)









