Harga BBM Nonsubsidi Diprediksi Turun, Kalau BBM Subsidi…?
Harga BBM nonsubsidi diprediksi turun bulan Mei depan. Pasalnya harga minyak mentah berjangka AS acuan West Texas Intermediate (WTI) jatuh hingga minus US$37,63 per barel pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/4).
“Dengan demikian seharusnya awal Mei akan ada penurunan harga,” ujar Pengamat Energi dari Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan dikutip dari CNN Indonesia.
- Kedubes Inggris Temui Wali Kota, Makassar Dibidik Jadi Kota Kolaborasi Internasional
- Dikenal Dekat dengan Warga, Ismanto Siap Pimpin RT03/RW01 dengan Fokus Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan
- Wali Kota Makassar Turun Tangan, Koordinasi TNI–Polri Usai Tawuran Pemuda
- Persiapan Rampung, Pengurus JMSI Sulsel Periode 2025-2030 Siap Dilantik 15 November
- Wali Kota Makassar Tegaskan Perlawanan terhadap Mafia Tanah: Regulator Harus Kuat
Diketahui, saat ini, harga BBM (Bahan Bakar Minyak) nonsubsidi Pertamina untuk jenis Pertamax Turbo sebesar Rp9.850 per liter, Pertamax Rp9.000 per liter, dan Pertalite Rp7.650 per liter. Sementara, Pertamina Dex Rp10.200 per liter dan Dexlite Rp9.500 per liter.
Hanya saja, jika Harga BBM nonsubsidi diprediksi turun bulan, untuk harga BBM Subsidi, Mamit mengaku belum dapat memprediksikan. Hal ini lantaran penyesuaian harga BBM subsidi mempertimbangkan banyak faktor.
“Untuk BBM premium karena ini penugasan, saya belum bisa memastikan, meskipun dalam Kepmen ESDM diatur. Karena ini sampai ke Menteri Koordinator yang memutuskannya,” imbuh dia.
Baca juga, IPM Daerah Luwu Raya Meningkat, Kota Palopo, Lutim, Luwu Kategori Tinggi, Luwu Utara Kategori Sedang
Mamit menyebut, Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Mamit melanjutkan, tren pelemahan minyak dunia juga akan mempengaruhi tarif listrik. Sebab, salah satu komponen Biaya Pokok Penyediaan (BPP) adalah minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP).
Pada Maret lalu, ICP tercatat jatuh 39,5 persen dari US$56,61 per barel menjadi US$34,23 per barel. Diproyeksi, ICP April akan berada di bawah US$30 per barel.
- DPRD dan Wali Kota Palopo Sepakati Rancangan Awal RPJMD 2025–2029
- Kedubes Inggris Temui Wali Kota, Makassar Dibidik Jadi Kota Kolaborasi Internasional
- Pemkab Luwu Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara 2025 dari Kemenkes RI
- Pastikan Operasional Aman, PT BMS Periksa Kualitas Udara, Air, hingga Biota Perairan
- Dikenal Dekat dengan Warga, Ismanto Siap Pimpin RT03/RW01 dengan Fokus Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan
Tarif Listrik
Hanya saja, yang jadi kendala saat ini, adanya pelemahan nilai tukar rupiah yang membebani kinerja PT PLN (Persero).
“Untuk tarif listrik saya kira ini merupakan berkah bagi PLN karena dalam menentukan BPP mereka ada salah satu komponennya ICP. Tinggal nanti PLN berhitung kembali apakah mereka dalam posisi untung atau tetap merugi, karena tarif listrik sudah cukup lama tidak naik,” terang dia.(red)







