Kabareskrim: Sistem Judi Online Sudah Diatur untuk Bikin Pemain Kalah

Ilustrasi Judi Slot. (foto:net)

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol. Wahyu Widada, mengungkapkan sistem algoritma dalam permainan judi online telah dikustomisasi untuk membuat pemain mengalami kekalahan.

Hal ini ia sampaikan saat merilis kasus penangkapan sejumlah pelaku judi online, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Barat, Jumat (2/5/2025).

“Tidak ada cerita main judi itu menang. Iming-iming itu hanya sebuah kebohongan,” tegas Wahyu, seperti disiarkan melalui kanal YouTube resmi.

Menurutnya, para operator judi online menggunakan sistem yang telah disetting untuk menipu pemain dengan membangun harapan semu.

Perang psikologis dijadikan senjata agar pemain terus tertarik memasang taruhan, meski pada akhirnya akan mengalami kerugian besar.

“Kalau pasang satu dapat lima, pasang satu dapat tiga, pasang satu dapat sepuluh. Ini semua ‘kalau’. Faktanya itu tidak terjadi,” jelas Wahyu.

Ia menambahkan, kemenangan yang sesekali didapat pemain hanya strategi untuk membuat mereka terus bermain. Namun, kerugian yang mengikuti jumlahnya bisa berkali-kali lipat dibandingkan apa yang pernah dimenangkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, juga mengungkapkan dampak sosial yang ditimbulkan dari maraknya praktik judi online di masyarakat.

Ia menyebut pihaknya menemukan berbagai kasus memilukan akibat kecanduan judi online.

“Gara-gara kecanduan, kami menemukan anak dijual oleh bapaknya. Kami juga temukan istri dipukuli hanya karena tidak memberi uang kepada suaminya untuk bermain judi online,” ungkap Ivan.

Ia menegaskan bahwa aliran dana dari aktivitas judi online sangat luas dan merusak, tidak hanya secara ekonomi tapi juga sosial dan moral keluarga.

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
fsuryaa
Redaksi
Tim Spiritkita
Pasangiklan