Eks Kadis Pertambangan Luwu Soroti Amdal PT Masmindo: Belopa Bisa Tenggelam, Kami Siap Turun Aksi

Mantan Kadis Pertambangan Kabupaten Luwu, Amang Usman. (Ist)

LUWU, SPIRITKITA — Mantan Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Luwu, Amang Usman, melontarkan kritik tajam terhadap proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) milik PT Masmindo Dwi Area.

Perusahaan tambang emas ini yang beroperasi di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Menurut Amang yang juga merupakan putra daerah, proses Amdal yang menjadi dasar operasional tambang tersebut terindikasi cacat partisipasi.

Ia menegaskan masyarakat dari wilayah terdampak tidak dilibatkan secara menyeluruh, termasuk warga Kecamatan Belopa yang berada dalam zona risiko tinggi.

“Waktu Amdalnya diproses, saya ingat betul hanya beberapa orang yang hadir. Padahal, kemungkinan besar aliran air limbah tambang bisa keluar ke Cimpu Kecamatan Suli,” ujarnya kepada awak media, Jumat (11/4/2025).

Ia menekankan dampak lingkungan dari aktivitas tambang, terutama dalam jangka panjang, sangat mengkhawatirkan.

Amang menjelaskan metode tambang terbuka maupun tertutup (bawah tanah) yang digunakan Masmindo sama-sama berisiko tinggi terhadap kondisi geologi kawasan.

“Kalau tambang terbuka, dampaknya sangat membahayakan. Sementara tambang tertutup menciptakan rongga di bawah tanah seperti di Irian,” jelas Alumni UNM Teknis Sipil ini.

“Dalam siklus 50 hingga 100 tahun ke depan, ditambah curah hujan tinggi, potensi longsor dan pencemaran sangat besar,” tegasnya.

Amang mengingatkan Kecamatan Belopa, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Luwu, berada dalam ancaman serius jika dampak lingkungan dari tambang tidak dikendalikan secara ketat.

“Kalau kita tidak hati-hati, Belopa bisa saja tenggelam. Ini bukan isu main-main,” katanya.

“Pemerintah harus jujur dan terbuka kepada publik mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi,” lanjut Amang.

Sebagai bentuk komitmennya terhadap keselamatan lingkungan dan masyarakat Luwu, Amang menyatakan siap memimpin aksi turun ke lapangan dalam waktu dekat.

Aksi tersebut, menurutnya, merupakan bentuk protes terhadap lemahnya pengawasan dan minimnya transparansi dari pihak perusahaan maupun pemerintah.

“Saya tegaskan, dalam waktu dekat kami akan turun aksi. Ini demi menyelamatkan tanah Luwu dari kehancuran yang mungkin tak disadari banyak orang,” ujarnya.

Pernyataan keras dari Dosen Air dan Amdal ini, sekaligus menjadi seruan untuk dilakukan evaluasi ulang terhadap dokumen Amdal PT Masmindo secara menyeluruh, dengan melibatkan publik secara aktif dan terbuka.

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
fsuryaa
Redaksi
Tim Spiritkita


Pasangiklan