KRONOLOGIS RICUH DI JAKARTA
Penjelasan TNI-POLRI, Kemenkopolhukam, Kepala Staf Presiden di Jakarta (22 Mei 2019)
1) Selasa, 21 Mei, massa yang demonstrasi di Bawaslu sejak siang berhasil bubar dengan tertib pada pukul 21.00 WIB. Aksi berjalan damai oleh karena dalam bulan puasa, aksi yang seharusnya dalam Undang-Undang maksimal jam 18.00 bubar, diberi kelonggaran hingga pukul 21.00. Polri-TNI bersama massa di depan Bawaslu bahkan buka puasa dan tarawih bersama di depan Bawaslu.
2) Pukul 23.00 WIB ada massa dadakan sekitar 300 orang yang datang dengan kendaraan, yang jelas bukan massa depan Bawaslu yang beraksi damai sejak siang. Massa yang datang pukul 23.00 ini langsung bertindak anarkis dan provokatif di depan Bawaslu. Merusak barier dan memprovokasi petugas. Sesuai SOP karena larut malam, Petugas Polri menghalau dan mengimbau massa agar bubar.
3) Petugas semakin diserang, dengan alat yang membahayakan seperti batu besar, conblock, molotov, dan petasan besar. Petugas sesuai protap bertahan, namun untuk menjaga kondisi kemudian akhirnya perusuh didorong sampai Tanah Abang. Petugas juga menembakan gas air mata untuk membubarkan perusuh. Ini berlanjut hingga pukul 04.00 WIB (23 Mei 2019)
4) Polri mengidentifikasi, kelompok massa yang muncul sejak pukul 23.00 dan 03.00 adalah massa bayaran yang sengaja diatur untuk berbuat ricuh. Sudah ada bukti amplop dan senjata yang dibawa. Ini bukan kelompok massa yang berdemo di depan Bawaslu.
5) Petamburan (Jakarta Barat) tiba-tiba ada kelompok lain, juga anak muda kurang lebih 200-300 orang. Kelompok ini melakukan tindakan kriminal, menyerang asrama Polri di mana tidak hanya petugas yang ada di sana, melainkan anak dan istri petugas juga tinggal di sana. Kelompok perusuh melakukan pembakaran terhadap 25 mobil. Bentrokan terjadi.
6) Dari masa perusuh Polri berhasil mengamankan sekitar 58 orang, yang ditemui amplop yang masih ada uangnya. Bahkan Polri berhasil mengamankan bukti ambulance salah satu parpol (Logo Partai Gerindra dari Tasikmalaya) yang isinya batu, conblock, dan senjata tajam. Petugas mengakui ambulance sering dijadikan cover untuk mengelabui petugas, sehingga bisa memasok senjata ke kelompok perusuh.
7) Juga dari kelompok perusuh, TNI-Polri bahkan mengamankan senjata api laras panjang lengkap dengan peredam (agar jika ditembaki tidak ada suaranya), Polisi juga menyita pistol. Dari pengakuan massa perusuh yang ditangkap, senjata itu akan digunakan tanggal 22 Mei untuk menembaki petugas, pejabat, bahkan massa yang berdemonstrasi. Tujuannya agar menjadi martir, agar rakyat dibakar kemarahannya, bahwa polisi menembaki rakyat. Agar rakyat marah, timbul kebencian, dan terjadi konflik.
8) Polri juga menjelaskan kemarin telah menangkap mantan Danjen Kopassus Soenarko sebagai salah satu tersangka kasus penyelundupan senjata. Di beberapa daerah, polisi juga berhasil menangkap beberapa teroris jaringan JAD yang akan melakukan aksinya di tanggal 22 Mei untuk memperkeruh suasana.
9) Terkait adanya korban yang meninggal dunia karena luka tembak. Polri akan menyelidiki. Kapolri lantas menjelaskan, kemungkinan besar itu senjata yang masih beredar di kalangan perusuh. Kapolri masih menyelidiki. Karena yang jelas PolrI tidak dibekali senjata tajam untuk menangani demonstrasi.
10) Polri juga menegaskan, viral foto dan video penembakan, hingga Polri menyerang masjid adalah hoax dan tidak benar.
11) Panglima TNI menjelaskan ada pihak pihak yg seolah membuat isu bahwa TNI tidak solid. Itu hoax, TNI Solid mendukung penuh Polisi melakukan pengamanan sesuai tahapan dan prosedur yang berlaku.
Rakyat Indonesia, harap tidak ikut menyebarkan informasi palsu yang memicu konflik dan kemarahan rakyat. Ingat, dahulu Suriah hancur diawali dengan penyebaran hoax bahwa aparat menembaki rakyat yang berdemo. Padahal, itu semua ulah konspirasi ISIS. Waspada penunggang gelap teroris internasional.(****)








