Laki-laki Pamer Alat Vitalnya Viral, Polisi Sementara Selidiki

Laki-laki Pamer Alat Vitalnya
Viral sebuah video seorang laki-laki yang sedang duduk diatas motor memamerkan alat vitalnya di depan sebuah kos putri di Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dalam video yang viral ini, terekam seorang pengendara motor berhenti di depan lokasi sambil memamerkan alat vitalnya. Perekam video mengambil gambar dari balik pintu.
Pada vidio viral tersebut, disebutkan teror itu terjadi di depan kos putri dan di samping Masjid Al-Qadr, Jl Bakau, Kelurahan Balandai, Bara, Palopo.
Polsek Wara Kota Palopo yang dikonfirmasi membenarkan video viral tersebut. Dikatakan, kejadiannya pada hari Kamis, 5/3 lalu.
Kapolsek Wara Utara Iptu Patobun mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut.
“Penyelidikan polisi didasari posting-an video Laki-laki Pamer Alat Vitalnya yang viral di media sosial, Ini kan di Facebook saja, tidak ada yang melapor,” katanya.
Ekshibisionisme
Ada orang tanpa rasa malu mempertontonkan alat vitalnya (kelamin) kepada orang lain yang dikenal sebagai ekshibisionis. Ekshibisionisme merupakan salah satu dari banyak jenis gangguan perilaku seksual.
Dalam The Encyclopedia of Sexual Behaviour yang disunting oleh Albert Ellis dan Albert Abarbanel (1961), dicatat tentang maraknya perilaku tersebut di Australia dan Selandia Baru kala itu. Kejadian-kejadian itu banyak ditemui di kereta.
Kevin L. Nadal dalam The SAGE Encyclopedia of Psychology and Gender (2017) memaparkan umumnya pelaku ekshibisionis adalah pria, dengan mayoritas korban adalah perempuan. Namun, disebut pula bahwa perempuan juga bisa memiliki kecenderungan menjadi ekshibisionis.
American Psychiatric Association menyatakan seksual ekshibisionis termasuk dikategorikan sebagai parafilia. Penyimpangan perilaku seksual ini merupakan gangguan melalui interaksi non-fisik.
Gangguan seksual tersebut kerap dilakukan oleh 2-4 persen populasi pria dan sangat jarang dilakukan oleh perempuan. Nadal pun membeberkan bahwa sekitar sepertiga hingga setengah dari perempuan pernah menjadi korban ekshibisionisme.
Di Afrika, lebih dari 30 persen pelaku ekshibisionis akan melanjutkan aksi mereka menjadi aksi kejahatan seksual atau kekerasan seksual. Ada kemungkinan pula ekshibisionisme yang mereka lakukan itu digunakan untuk menguji reaksi korban terhadap serangan seksual fisik.
Dalam situs web Psychology Today, disebutkan bahwa kita bisa mewaspadai terjadinya gangguan seksual ekshibisionisme pada orang-orang di sekitar kita. Contohnya jika seseorang dalam kurun waktu setidaknya enam bulan kerap berfantasi, berperilaku, atau mendapat dorongan yang membangkitkan gairah seksual dengan mempertontonkan alat kelaminnya kepada orang lain.
- Pj Wali Kota Palopo Hadiri Pembukaan Konferensi Kota PGRI Masa Bakti 2024–2029
- Pj Wali Kota Palopo Hadiri Harith Student Fest V dan Harith Award 2025
- AJI Kecam Penetapan Wartawan JakTV sebagai Tersangka Obstruction of Justice oleh Kejagung
- Disebut Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Raup Miliaran Rupiah dari YouTube
- Bupati Lutim Pimpin Upacara Hardiknas 2025, Tekankan Pendidikan Tanpa Diskriminasi
Biasanya, perilaku ini akan mengganggu kehidupan sosial seseorang, khususnya di lingkungan pertemanannya.
Gangguan ekshibisionis memiliki subtipe yang beragam. Ada orang yang lebih suka mengekspos alat kelamin mereka kepada anak-anak praremaja, orang dewasa, maupun keduanya. Umumnya, gejala ini muncul pada masa remaja akhir atau dewasa awal dan biasanya akan berkurang seiring bertambahnya usia.(git)
