Pemegang Adat Pancai Pao Tegaskan Persoalan Politik Jangan Dikaitkan Isu Wija To Luwu

Abidin Arif

Istilah “Wija to Luwu” yang biasanya disematkan padacalon kontestan tertentu di musim politik baik Pemilu maupun pilcaleg merupakan sesuatu yang keliru.

Pasalnya, diutarakan Abidin Arif, dalam sejarah tanah Luwu, tidak ada istilah Wija to Luwu. Abidin Arif justru mengkwatirkan, jika istilah tersebut selalu dikembangkan oleh kelompok-kelompok tertentu, maka secara otomatis orang tersebut mengkerdilkan kerajaan Luwu dan mendeskreditkan orang pendatang.

“Falsafah tanah Luwu sangat jelas, untuk semua yang sudah datang menginjakkan kaki di tanah Luwu, sudah makan dan minum airnya serta bermalam di tanah Luwu, maka orang itu sudah menjadi orang Luwu,” ungkap Abidin Arif.

Abidin menegaskan, jika persoalan politik, janganlah dikaitkan dengan issue Wija to Luwu atau bukan Wija to Luwu. Kerajaan Luwu di Sulsel bukanlah kerajaan kecil, punya keterkaitan dengan daerah lain seperti Soppeng, Bone dan Gowa.

Dikatakan Abidin, Istilah yang sebenarnnya adalah Bija to Luwu. Namun demikian, gelar Bija to Luwu tak begitu saja dapat disematkan ke pribadi seseorang. Walikota atau Bupati yang akan disematkan gelar Bija to Luwu haruslah punya prestasi yang baik

“Apakah dia walikota atau bupati yg punya prestasi baik, itulah yang berhak mendapatkan gelar Bija to Luwu,” kata Abidin.

Abidin mengutarakan, dirinya berbicara hal ini dalam kapasitasnya sebagai pemegang mandat Adat Pancai Pao. Tentang berdemokrasi yang baik, kata Abidin, Tanah Luwu selalu terbuka untuk siapa saja,  sepanjang niatnya baik, terlebih jika ingin berbuat baik.

“Berbicara tentang urusan politik itu urusan suka atau tidak suka sebab tiap-tiap orang mempunyai pandangan dan kepentingan yang berbeda. Jika kita tidak mendukung seseorg dalam pergolakan politik, mungkin sebaiknya kita memilih diam ketimbang kita menggiring issue menyesatkan yang akhirnya merugikan keluarga kita sendiri,” kata Abidin lagi.

Olehnya itu, Abidin mengajak untuk memberi apresiasi bagi siapa saja yang ingin berbuat baik untuk tanah Luwu.

“Seharusnya kita apresiasi, bukan mencaci maki, sebab Luwu punya motto yang jelas, Sipakatau, sipakaraja, sipakalebbi dan sipakainge,” kunci Abidin.(****)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Tiktok Anda
Spiritkita
Pemkot Palopo

Banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *