Pemkab Lutim Waspada Bencana Alam, BMKG Wilayah IV Perkirakan Hujan Lebat 10-12 Januari 2020

Pemkab Lutim Waspada Bencana Alam, BMKG Wilayah IV Perkirakan Hujan Lebat 10-12 Januari 2020

Ilustrasi

Kepala BPBD Pemkab Luwu Timur, Muh Zabur mengatakan, saat ini Pemerintah tengah bersiaga menghadapi bencana longsor yang yang dikhawatirkan bakal terjadi di sepanjang musim penghujan ini.

Meski demikian, Muh Zabur menegaskan jika pihaknya juga tak lengah dengan kemungkinan bencana lainnya. “Untuk wilayah Luwu Timur, kita hanya menghawatirkan bencana longsor, namun kita juga tidak boleh lengah dalam menagani bencana lainnya,” ujar Zabur.

Adapun wilayah yang kerap mengalami bencana lonsor berdasarkan pemetaan rawan longsor kata Zabur yakni Kecamatan Malili, Angkona, Mangkutana, dan Nuha. “Untuk antisipasi kita hanya membuat posko induk saja di kantor,” tambahnya.

Dalam mengantisipasi bencana alam di Luwu Timur, pemkab bersama Polres Luwu Timur telah menggelar rapat kordinasi siaga bencana yang melibatkan, BPBD, Polres Luwu Timur, Dishub, serta Basarnas.

Sebelumnya, berdasarkan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV memperkirakan akan terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi (lebat) berdasarkan perkembangan cuaca dan hasil pengamatan pada 10 hingga 12 Januari 2020 mendatang.

Curah hujan tersebut salah satunya disebabkan karena angin Monsun Asia akan yang akan melintasi wilayah Timur Indonesia dan salah satunya melintas di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kasubdit Pelayanan Bidang dan Jasa BMKG Wilayah IV Siswanto mengatakan, posisi angin monsun asia saat ini antara 0 derajat hingga 5 derajat khatulistiwa sampai 5 derajat lintang utara. Pergeserannya saat ini dari Selat Kalimata dan akan berjalan menuju ke Sulsel.

“Fenomena angin monsun asia ini disebabkan karena adanya pergerakan massa udara basah (MGO) di Samudera Hindia yang mengarah di wilayah Timur Indonesia, dan saat ini berada di bagian tengah atau di wilayah Sulsel,” katanya.

Menurutnya, angin monsun asia ini mengakibatkan pertumbuhan awan yang sangat intens dan mempengaruhi kecepatan angin cukup ekstrim hingga 31 knot.

“Saat ini sudah ada di Selat Kalimata dan mulai berjalan menuju tengah. Puncak posisinya di Sulsel itu pada 10 hingga 12 Januari mendatang yang berakibat terjadi curah hujan tinggi dan angin kencang yang berpotensi terjadi banjir maupun longsor,” ujarnya.

Konsentrasi lintasan angin monsun asia ini berdampak di tiga kabupaten/kota yakni Kabupaten Pinrang, Kota Parepare dan Kabupaten Barru. Dampak dari hal ini akan terjadi peluang banjir yang cukup besar.

“Saat ini perkiraan BMKG berdasarkan pengembangan terkonsentrasi di tiga daerah. Hanya saja kami mengimbau agar pemerintah kabupaten/kota lainnya di Sulsel tetap melakukan langkah antisipasi karena di waktu itu terjadinya hujan akan merata,” ujarnya.

“Di tahun ini puncak musim hujan akan terjadi sepanjang Januari sehingga seluruh pemerintah daerah diminta untuk meningkatkan kesiap-siagaannya. Karena bagaimana pun di Sulsel adalah wilayah yang sering terjadi kondisi bencana, terutama di Kabupaten Gowa yakni banjir dan tanah longsor,” tutupnya.(nsb)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *