Pendidikan Merupakan Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045

POLOPO,SPIRITKITA -Dalam periode 2010-2045 jumlah penduduk Indonesia usia produktif cukup besar, berdasarkan data yang dirangkum BAPPENAS per 2045 nanti, jumlah penduduk Indonesia dapat mencapai 318,9 juta jiwa, hal yang menjadi kabar gembira adalah sekitar 70% penduduk Indonesia masuk sebagai kategori usia produktif (15-64) tahun, dan sisanya 30% masuk dalam kategori usia tidak atau belum produktif, dengan demikian rasio ketergantungan /beban sebesar 44% hasil ini merupakan rasio antara jumlah penduduk tidak atau belum produktif dengan penduduk produktif.

Yang artinya sekitar 10 orang dalam usia produktif hanya membiayai sekitar 4 orang usian non produktif. Bonus demografi inilah yang nantinya diharapkan mampu membawa perubahan besar terhadap bangsa Indonesia.

Adryanto yang merupakan staf departemen kajian bacaan EK-LMND Palopo dalam penyampainnya mengatakan bahwa Indonesia memiliki 4 pilar perjuangan dalam mewujudkan impian tersebut.

“Kita harus ketahui secara bersama-sama bahwa dalam mewujudkan impian tersebut, bangsa kita telah menyusun 4 pilar seperti, Pembangunan Manusia serta penguasaan IPTEK, pembangunan ekonomi secara berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional. Dan dalam menuju Indonesia Emas 2045 hal yang harus kita perhatikan pula adalah bagaimana pengukuran kualitas penduduk yang mengacu pada Indeks Pembangunan manusia (IPM) seperti pendidikan, kesehatan serta pendapatan,” ungkapnya.

Adryanto menegaskan bahwa dalam upaya menciptakan bonus demografi yang cakap, serta nantinya dapat menjadi cahaya baru bagi bangsa Indonesia maka kita harus lebih memperhatikan sektor pendidikan karena pendidikan merupakan komponen pertama serta utama sebagai fondasi dalam menopang kemajuan bangsa.

Adryanto menyampaikan bahwa Pasca bergabungnya Indonesia dengan (WTO) serta menandatangani Perjanjian dagang (GATS), yang berisikan keharusan negara dalam meliberalkan 12 sektor jasa, dan pendidikan menjadi salah satu sektor yang harus diliberalkan, maka Tak heran apabila ada kekuatan invisible Hand ( tangan tak terlihat) yang mengantarkan pendidikan kita ke arah Komersialisasi, kemudian dilain sisi ada Persoalann PTN BH dimana anggaran 20% dari APBN/APBD yang tidak lagi diberikan sepenuhnya terhadap PTN yang sudah berlabel Badan Hukum, serta Pemberdayaan Masyarakat dalam penyediaan sarana prasarana pendidikan secara swasta yang mengakibatkan mahalnya biaya akses pendidikan pada Perguruan tinggi Swasta.

Mimpi untuk menjadi salah satu negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi ini hanya akan menjadi sebatas buah tidur apabila kita tidak dapat merubah dan memperbaiki fondasi bangsa kita yaitu pendidikan. Jelas Adryanto

Adryanto diakhir penuturannya menyampaikan bahwa Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) telah melaksanakan dan menyerahkan hasil riset terkait permasalahan pendidikan di indonesia.

Hasil riset ini kemudian diserahkan dalam bentuk manifesto pendidikan kepada KEMENDIKBUD RISTEK per 24 juli 2023 di Jakarta, manifesto yang di serahkan LMND ini berisikan jalan keluar atas permasalahan-permaslahan pendidikan di setiap wilayah indonesia.

Hal ini karena manifesto pendidikan ini digagas berdasarkan data hasil riset yang dilakukan kader LMND disetiap wilayah, kabupaten dan kota yang ada di indonesia sehingga menjadikan manifesto pendidikan ini sebagai alternatif baru permasalahan pendidikan bahkan dapat menjadi peradaban baru yang memiliki sumbangsi besar dalam menopang kemajuan bangsa indonesia dalam menuju indonesia emas 2045 apabila benar benar digunakan oleh kemendikbud dalam mengatur dinamika permasalahan pendidikan yang ada di negara indonesia. (Fik)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
Admin
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *