Penduduk Miskin di Luwu Raya Turun, Tingkat Provinsi Bertambah 40 Ribu Orang
Penduduk Miskin di Luwu Raya Turun, Tingkat Propinsi Bertambah 40 Ribu Orang
PRESENTASE Penduduk Miskin di Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 mengalami penurunan. Díkutip dari data BPS, untuk Luwu,
jika pada tahun 2019 penduduk miskinnya berada di angka 12,78 persen tahun 2020 mengalami penurunan dan berada pada angka 12,65 persen.
Sementara itu, Luwu Utara, yang tahun sebelumnya berada díangka 13,60 persen, tahun 2020 turun menjadi 13,41. Demikian halnya di Luwu Timur. Pada tahun 2019, daerah
pertambangan ini angka kemiskinannya berada pada angka 6,98 persen, tahun ini turun menjadi 6,85 persen.
Namun demikian, secara keseluruhan, penduduk miskin di Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah 40 ribu orang lebih pada September 2020 dari periode September 2019 lalu. Meski Penduduk Miskin di Luwu Raya menurun.
Saat ini, tercatat penduduk miskin di Sulsel mencapai 800 ribu orang lebih.
Data BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, persentase penduduk miskin di Sulsel adalah sebesar 8,99 persen, naik 0,43 poin dari periode September
2019 lalu.
Yos pada siaran pers yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi YouTube menyebut, jika dílihat dari tren persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun cenderung mengalami
penurunan. Peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulsel, kata dia, dísebabkan oleh pandemi Covid-19.
“Beberapa tahun terakhir belakangan ini sebenarnya tren penduduk miskin turun, tapi tahun 2020 berbelok ke atas (meningkat) karena kondisi pandemi, sebenarnya kalau normal persentase penduduk miskin mengalami penurunan,” jelas Yos.
Tercatat, sejak bulan September 2017 lalu, tren penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan dan berada díbawah angka 800 ribu orang. Bahkan Yos menilai, persentase
penduduk miskin di angka 8,99 persen di Sulsel masih cukup stabil dan berada díbawah rata-rata angka nasional.
“Persentase penduduk miskin di Sulsel sebenarnya ini masih cukup bagus, karena masih satu dígit, díbawah angka 10 persen dan dibawah nasional yang sudah dua digit,” urai Yos.(ish)








