Zaro Snack Bangkrut, DPRD Palopo Dinilai “Cuci Tangan”

zaro snack

Perusahaan Daerah (Perusda) pengelola makanan ringan Zaro Snack dan Pabrik Minyak Goreng (Migor) Boka jatuh pailit karena salah urus. Padahal sebelumnya, Walikota Palopo, HM Judas Amir berharap, dengan berproduksinya Zaro Snack dan beroperasinya Pabrik Minyak Goreng Boka, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kota Palopo dapat berjalan dinamis dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pengamat masalah sosial, Ishak Yswandi lewat rilisnya yang dikirim ke redaksi www.spiritkita.com mengatakan, harus ada pihak yang bertanggung jawab atas bangkrutnya Zaro Snack dan tidak berproduksinya Minyak goreng “Boka”. Olehnya itu, Ia menyayangkan sikap ‘cuci tangan’ anggota DPRD Palopo yang seolah ikut membiarkan gagalnya dua unit usaha Perusda yang dananya berasal dari uang rakyat tersebut.

“Saya sesalkan jika Zaro Snack dan Boka bangkrut tetapi tak ada satupun pihak yang merasa bertanggungjawab, masalahnya ini uang rakyat yang diputar dan dipercayakan kepada Perusda. Bentuk pertanggungjawaban direksi Perusda dan Dewan Pengawasnya kalau ada, tidak cukup dengan mengundurkan diri saja, tapi harus ada semacam laporan pertanggungjawaban kemudian itu diaudit dan diumumkan ke publik,” jelas jurnalis yang masih aktif menulis ini.

Lanjut dia, DPRD Palopo juga harusnya ikut bertanggungjawab karena DPRD juga berfungsi sebagai pengawas dari dana publik yang dikelola pihak ketiga.

“Bentuk pengawasan DPRD itu harusnya sejak awal, ketika perusahaan ini sudah mulai terancam collaps, paling tidak ada supervisi yang diberikan lembaga yang notabene wakil rakyat itu, jangan nanti sudah bangkrut baru ramai, kesan yang timbul hanya saling menyalahkan karena jika sejak awal diawasi dengan benar, maka dana publik yang jumlahnya tidak sedikit itu – masih bisa diselamatkan atau dialihkan pada bidang lain,” imbuhnya.

Lebih jauh ia juga menyayangkan sikap pihak-pihak yang menuding Zaro Snack dan Boka bangkrut karena manajemen yang buruk dan seolah lupa bahwa sebelum anggaran disetujui untuk digelontorkan ada aspek perencanaan dari intansi terkait tentang hal itu.

“Yang namanya usaha atau bisnis itu ada dua outputnya, kalau tidak sukses, ya bangkrut. Nah supaya tidak bangkrut dari awal harus dengan perencanaan yang matang. Saya tidak tahu apakah feasibility study (studi kelayakan) akan jenis usaha ini sudah dari awal dihitung dengan cermat. Dan jika sudah ada, mereka pasti sudah pikirkan langkah-langkah strategis apa yang bisa diambil. Ini yang kemudian bersoal, karena baru seumur jagung tapi sudah ‘mati colli’ ini kan mubazir, terlihat amatiran cara berpikirnya, dan semua elemen seyogyanya berkontribusi pada mandegnya usaha keripik serta Migor yang dulu diandalkan dan dipuja-puja itu, mereka semua satu paket dengan kegagalan tersebut,” papar mantan dedengkot suporter sepakbola PSM Makassar, The Maczman ini.

Untuk diketahui, anggaran yang sudah digelontorkan kepada Perusda Palopo pada APBD 2015 sebesar Rp14.249.477.000.- Pencairannya sendiri terdiri dari tiga tahap. Di mana tahap pertama sebesar Rp2 miliar pada APBD pokok 2015, dan tahap berikutnya sebesar Rp1 miliar melalui APBD-P TA 2015 serta dana pembelian mesin produksi Zaro Snack senilai Rp2.504.000.000, sehingga total dana yang digelontorkan kurang lebih Rp5,5 miliar. Sedangkan dana sisanya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) sebesar Rp8.745.477.000.(Rls/**)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Tiktok Anda
Spiritkita
Pemkot Palopo

Banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *