PSBB di Kota Makassar Belum Dilaksanakan, Masih Identifikasi Masalah
PSBB di Kota Makassar Belum Dilaksanakan, Masih Identifikasi Masalah
Kota Makassar menjadi menjadi wilayah di Sulawesi Selatan yang paling banyak ditemukan kasus virus Corona. Data terakhir Pemprov Sulsel, pikul 18:47 Kamis, 9 April 2020 menyebutkan, saat ini ini ada 85 orang positif Corona di Kota Makassar dari total 135 orang positif Corona di Sulsel. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Makassar juga terdata 154 orang.
Namun demikian, Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah belum mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Makassar terkait penanganan virus corona COVID-19.
Nurdin mengatakan tengah melakukan identifikasi masalah. Jika memenuhi syarat, Pemprov Sulsel akan mengajukan usulan PSBB kepada pemerintah pusat.
“Belum (ditetapkan PSBB di Makassar), kita masih identifikasi masalah kalau memenuhi syarat untuk PSBB baru kita usulkan,” ujar Nurdin Kamis, 9 April 2020.
Nurdin menyebut pihaknya telah melakukan beberapa langkah di Kota Makassar untuk mencegah virus Corona. Di antaranya memberlakukan sistem belajar di rumah bagi peserta didik mulai dari TK, SD, SMP, SMA (atau yang sederajat) hingga mahasiswa di perguruan tinggi. Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Makassar juga tengah dibatasi jam operasionalnya.
“Sebenarnya sebelum PP PSBB di buat beberapa langka sdh kita lakukan,” tuturnya.
Sebelumnya, orang nomor satu di Sulsel ini memilih fokus mengatasi episentrum penyebaran Covid-19 di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Maros.
Menurut Nurdin Abdullah, tidak semua wilayah memiliki kesamaan. Sebelum PSBB itu dibuat, sebagian Sulsel sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Yakni dengan meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan sosial distancing.
“Saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus berhati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulsel, karena tidak semua wilayah sama dari 24 kabupaten kota,” katanya.
“Episentrum penyebaran mulai dari Makassar, dan daerah penyangga kita Gowa dan Maros. Nah ini sekarang kita fokus disini. Kita jangan lupa bahwa Sulsel ini adalah penyangga pangan nasional,” sambung Nurdin Abdullah saat video conference dengan awak media, Selasa lalu.
Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional, menjadi pertimbangan Nurdin Abdullah. “Bagaimana nantinya kalau semua petani kita dirumahkan? Sekarang ini lagi musim tanam. Jangan-jangan justru bukan corona yang membunuh kita, tapi kita mati kelaparan,” ujarnya.
- Kapolres Luwu Sambangi Warga Saat Ngabuburit
- Naili Trisal Jalani Tes Kesehatan di RS Labuang Baji, Optimis Lolos
- Polres Luwu Gelar Buka Puasa Bersama Tahanan
- Kapolres Palopo AKBP Safi’i Nafsikin Dimutasi, Digantikan AKBP Dedi Surya Dharma
- Pemkot Palopo Siap Cairkan THR ASN dan PPPK Pekan Depan
“Mungkin perlu kita pikirkan bersama. Inovasi daerah ini penting. Bagaimana daerah masing-masing melakukan inovasi. Khusus Makassar sebagai episentrum penularan, tentu kita lebih tegas lagi memberlakukan aturan pencegahan Covid-19),” lanjutnya.
Sejauh ini, kata dia, Gugus Tugas Covid-19 terus melakukan upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Diantaranya, melakukan pemetaan beberapa wilayah yang memang menjadi pusat penularan.
“Kita coba lakukan isolasi wilayah, apakah mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Tapi ini ada resikonya. Tidak mungkin orang dirumahkan tanpa diberikan bekal,” tutupnya.(red)
