Tidak Lagi Mengimbau, Pemerintah Siapkan Regulasi Larangan Mudik
Tidak Lagi Mengimbau, Pemerintah Siapkan Regulasi Larangan Mudik
Setelah sebelumnya Pemerintah hanya menghimbau agar masyarakat tidak mudik, akhirnya secara tegas, pemerintah akan membuat regulasi Larangan Mudik.
Larangan mudik sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 itu ditegaskan Jokowi dalam rapat terbatas lewat video conference, Selasa, 21 April 2020.
Jokowi meminta agar segera dipersiapkan segala hal yang berkaitan dengan larangan mudik ini,
“Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang,” kata Presiden Jokowi.
Dalam rapat sebelumnya, larang mudik hanya berlaku bagi ASN, TNI, Polri, dan pegawai BUMN. Namun, Kepala Negara menyebutkan, berdasarkan survei, masih ada 24 persen masyarakat yang bersikeras akan mudik.
“Artinya, masih ada angka yang sangat besar,” kata dia.
Dengan demikian, perlu adanya kebijakan yang lebih tegas agar masyarakat tidak mudik sehingga penyebaran virus corona di Indonesia dapat dicegah.
- DPRD dan Wali Kota Palopo Sepakati Rancangan Awal RPJMD 2025–2029
- Kedubes Inggris Temui Wali Kota, Makassar Dibidik Jadi Kota Kolaborasi Internasional
- Pemkab Luwu Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara 2025 dari Kemenkes RI
- Pastikan Operasional Aman, PT BMS Periksa Kualitas Udara, Air, hingga Biota Perairan
- Dikenal Dekat dengan Warga, Ismanto Siap Pimpin RT03/RW01 dengan Fokus Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan
Diketahui, hingga Selasa, 21 April 2020, dari laman Covid.go,id, ada 6,760 orang terkonfirmasi terpapar virus Corona, sementara dalam perawatan sebanyak 5,423 orang, yang sembuh sebanyak 747 orang dan yang telah meninggal sebanyak 590 orang.
Corona Potensi Mati Sendiri
Terpisah, Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Abidinsyah Siregar dalam diskusi bertajuk “Ikhtiar Melawan Corona” yang digelar secara online beberapa waktu yang lalu memaparkan bahwa virus corona yang menular ke tubuh individu berpotensi bisa mati dengan sendirinya.
Abidinsyah mengungkapkan, ini bisa terjadi jika telah melalui masa inkubasi virus 14 hari yang menyebabkan Covid-19 itu. Akan tetapi, sistem kekebalan imun individu yang telah tertular virus corona dipertaruhkan selama masa inkubasi 14 hari.
Baca, Ingin Berkunjung ke Makassar, 6 Titik Pintu Masuk Kota Makassar Dijaga Ketat
Abindinsyah menjelaskan proses yang terjadi saat tubuh terinfeksi virus corona. Hal paling penting, perilaku virus adalah mempertahankan kehidupan tergantung inangnya.
“Ada yang berinang di nyamuk, ada yang di burung, sekarang virus corona kan semestinya berinang di hewan yang sebelumnya menjadi inang, ” ujar Abidinsyah.
Dalam kondisi saat ini, virus corona ingin bertahan hidup di tubuh manusia. Kemudian, kata dia, yang disasar adalah paru-paru manusia. “Setelah menginfeksi, dengan cepat virus corona menyerang paru-paru sehingga ruang dalam paru-paru dikuasai. Hal ini menyebabkan individu gagal napas,” ucap Abidinsyah.
- Presiden Beri Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara, Pulihkan Nama Baik dan Hak-Haknya
- Presiden Prabowo Disambut Siswa Usai Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila
- Tahun 2025 Tanpa Rekrutmen CPNS, Pemerintah Pastikan Peluang Baru Dibuka 2026
- Ricuh di DPRD Palopo, Wakil Walikota Harap Kedepannya Demo Lebih Persuasif
- Haji Isam Dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Prabowo
Proses ini terjadi sedemikian rupa. Selain itu, saat sudah menginfeksi, terjadi pertarungan antigen dengan antibodi di dalam tubuh. “Pertarungan itu akan terjadi seperti lomba sprint. Virus akan bertahan selama 14 hari. Kalau lewat, virus sudah kehabisan kemampuan bertahan, lalu mati sendiri,” ucap Abindinsyah.
Setelah itu, dia menyebutkan bahwa tubuh individu akan memunculkan kemampuan antibodi. “Akan tetapi perlu diingat bahwa selama 14 hari inkubasi tadi sistem imun tubuh dipertaruhkan,” kata Abindinsyah.
Dia pun mengingatkan bahwa saat ini belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan atau mencegah Covid-19. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan masyarakat adalah menyingkirkan sumber penularan dengan orang-orang yang berpotensi tertular.
“Itu terpaksa kita lakukan dan hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang,” kata dia.(red)







