RSUD Batara Guru Resmi Siapkan Ruang Perawatan Saraf

Direktur RSUD Batara Guru saat mengunjungi Ruang Flamboyan

RSUD Batara Guru Resmi Siapkan Ruang Perawatan Saraf

Bagi masyarakat Luwu yang terganggu sistem saraf dalam tubuhnya tak lagi harus berobat keluar daerah.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru Belopa secara resmi telah membuka ruang perawatan Saraf kamis kemarin.

Direktur RSUD Batara Guru Belopa, dr Daud Mustakim mengatakan pentingnya ruang perawatan saraf ini. Pasalnya, kata dr Daud, jumlah pasien dengan gangguan sistem saraf di Luwu mengalami peningkatan yang cukup besar.

“Pada tahun 2013, RSUD telah melakukan pelayanan kesehatan bagi pasien gangguan sistem saraf namun pelayanannya hanya di Poliklinik atau rawat jalan. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2018 hingga sekarang, jumlah pasien terus meningkat. Yang mana dalam sehari bisa mencapai 40-70 orang pasien. Sehingga untuk menjamin keselamatan dan observasi lebih lanjut bagi para pasien maka hari ini kita membuka ruang perawatan saraf. Ruang ini díberi nama ruang Flamboyan,” jelas dr Daud Mustakim

Hal senada juga díutarakan dr Evi Irawati U, SpS Mkes. Dokter specialis saraf RSUD Batara Guru Belopa ini mengatakan, pasien-pasien yang mengalami gangguan sistem saraf sangat membutuhkan observasi yang ketat untuk menjamin keselamatan pasien dan dapat lebih mengoptimalkan pelayanan.

Entry Meeting Bersama BPK

“Terima kasih atas respon dari Bapak Direktur RSUD Batara Guru yang membuka ruang perawatan ini. Karena bagi pasien yang kritis atau emergency sangat díbutuhkan observasi ketat dan penanganan lebih lanjut untuk menekan resiko yang dapat terjadi pada pasien”, kata dr Evi.

Di ruang perawatan ini, nantinya para pasien menempati ruangan berdasarkan tingkat gangguan saraf yang díderita, mulai dari ringan, sedang, hingga penderita gangguan saraf berat. Beberapa Jenis gangguan saraf yang biasa dítangani di Poli Saraf RSUD Batara Guru antara lain Stroke, Vertigo, Nyeri Kepala, Neuropati (Kram), Nyeri Punggung dan Kelumpuhan.

Pasien dengan gangguan sistem saraf berat yang memerlukan pemantauan atau observasi lanjut antara lain stroke dan tekanan darah tinggi

“Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Ketika sel-sel otak mulai rusak, penderita stroke dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati rasa pada wajah, kesulitan dalam berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan akan mengalami kelumpuhan sehingga sangat díperlukan observasi atau pemantauan dalam penanganannya,” jelas dr Evi

Dirinya berharap, dengan adanya ruang perawatan ini, selain dapat memantau perkembangan pasien, dapat pula mengurangi waktu antrian bagi pasien yang ingin segera mendapatkan pelayanan. Atira Ibrahim SKep Ns ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab ruang perawatan Saraf Flamboyan.

Sekedar diketahui, Sistem saraf bisa mengalami gangguan akibat berbagai faktor. Yakni mulai dari trauma, infeksi, tumor, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga kelainan aliran darah. Ketika terjadi penyakit pada sistem saraf, penderitanya bisa kesulitan untuk bergerak, berbicara, berpikir, bahkan hilang ingatan dan kelumpuhan.(ikp)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *