Trump Serang Elon Musk: Tanpa Subsidi, Dia Sudah Pulang ke Afrika Selatan
SPIRITKITA.COM – Hubungan panas antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan CEO Tesla sekaligus SpaceX, Elon Musk, kembali memanas.
Trump menyindir tajam Musk sebagai “pemakan subsidi terbesar dalam sejarah Amerika”, sementara Musk menyatakan penyesalan pernah mendukung Trump.
Padahal, hubungan keduanya sempat dekat. Trump pernah memuji Elon sebagai “orang jenius” yang akan membawa Amerika ke masa depan.
Namun kini, retorika yang muncul jauh berbeda. Trump bahkan menyarankan Musk “pulang kampung ke Afrika Selatan.”
Melalui unggahan di media sosialnya, Trump menuduh Elon sebagai sosok yang paling banyak menerima bantuan pemerintah.
“Tanpa subsidi, dia mungkin harus menutup usahanya dan pulang ke Afrika Selatan,” tulis Trump dengan nada sinis, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (2/7/2025).
Ketegangan ini mencuat setelah Elon Musk mundur dari jabatan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) pada Mei lalu.
Musk sebelumnya sempat menjadi bagian dari kabinet Trump setelah memberikan dukungan pada Pemilu Presiden AS 2024.
Trump juga menyentil kebijakan kendaraan listrik yang selama ini menjadi salah satu fokus Musk.
Ia menyebut gagasan semua warga AS harus memiliki mobil listrik sebagai “konyol” dan menyatakan menghentikan kontrak pemerintah dengan Tesla dan SpaceX akan menghemat miliaran dolar.
“Tak akan ada lagi peluncuran roket atau produksi mobil listrik. Kita bisa menghemat uang besar. Mungkin DOGE harus mencermati ini lebih dalam!” sindir Trump.
Pernyataan Trump muncul tak lama setelah Elon Musk mengkritik keras Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang dijuluki “Big Beautiful Bill.”
Menurut Musk, RUU tersebut dapat merusak industri energi bersih dan kendaraan listrik. Ia bahkan menyebut politisi Partai Republik yang mendukungnya sebagai “pengkhianat ekonomi.”
Musk menilai RUU itu sebagai bentuk “bunuh diri politik” yang dapat menghancurkan masa depan teknologi Amerika.
“Elon menyesal pernah mendukung Trump,” ujar sumber dekat Musk yang enggan disebutkan namanya.


