Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik jika Kemendikbud Tidak Tegas

Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik jika Kemendikbud Tidak Tegas

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan terkait dunia pendidikan. Disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, Jokowi menginstruksikan agar penerapan new normal di sekolah tidak dilaksanakan secara “grusa-grusu”. (Tidak sabar atau gegabah)

Olehnya itu, secara detail, Muhadjir akan membahas awal tahun ajaran baru bersama kemendikbud. Muhadjir menegaskan protokol keselamatan di sekolah berbeda kondisinya dengan sektor umum lainnya.

Update informasi

Terlebih yang dihadapi adalah anak-anak.

“Risikonya terlalu besar untuk sektor pendidikan,” jelasnya.

Muhadjir tak ingin sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.

Selain berdampak buruk pada siswa, pemerintah juga akan mendapatkan sorotan buruk.

Senada dengan itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebelumnya telah meminta pemerintah tidak tergesa-gesa memulai kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

Pasalnya, kurva kasus positif Covid-19 di Indonesia belum mengalami penurunan. Hal lainnya, protokol kesehatan juga belum berjalan baik.

“Jadi jangan tergesa-gesa kesannya. Harus betul-betul dikaji, itu pertama,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Unifah Rosyidi.

“Kedua, kalau mau dibuka harus dengan amat sangat hati-hati. Jadi mungkin dilihat case-nya di setiap daerah itu,” tambah Unifah.

Seputar polemik tahun ajaran baru

Unifa berpendapat, memulai kembali KBM di sekolah sangat berpotensi terjadi penularan. Ini karena para siswa, khususnya ditingkat SD dan SMP, masih sangat rentan terpapar Covid-19 karena akan banyaknya interaksi, baik sesama murid maupun dengan guru saat berada di sekolah.

“Yang SD-SMP itu sangat rawan. Dia dari segi fisik masih vulnerable dan dia masih memerlukan bantuan bantuan banyak orang dewasa,” kata Unifah.

Unifah mengungkapkan, perlu ada kajian dan kewaspadaan lebih mendalam untuk mengantisipasi banyaknya kegiatan yang berpotensi terjadinya penularan di sekolah.

“Menurut saya ini harus ekstra hati-hati dan jangan pertaruhkan masa depan anak anak itu, yang akhirnya menjadi terpapar. Mereka harus kita lindungi,” kata Unifah.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim.

Dalam keterangan persnya, Muhammad Ramli Rahim menyebut untuk penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat.

Karenanya Ketua Umum IGI meminta Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan kebijakan pemerintah tersebut secara terbuka ke Dinas Pendidikan (Disdik) yang berada di daerah.

Hal ini mengingat banyak pihak Dinas Pendidikan yang sudah bersiap-siap menjalankan pembelajaran tatap muka mulai 13 Juli 2020 tanpa memikirkan Pandemi Covid-19. Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik

Update Nasional

“Meskipun dengan protokol ketat, IGI menolak pembelajaran tatap muka meskipun dengan protokol kesehatan yang ketat, termasuk memperpendek waktu belajar menjadi hanya empat jam tanpa istirahat,” ujar Muhammad Ramli Rahim.

IGI khawatir, sikap kegamangan Kemendikbud mengakibatkan Disdik Daerah mempertaruhkan nyawa anak didik.

“New Normal di dunia pendidikan seharusnya diterapkan hanya jika New Normal di luar dunia pendidikan sudah sukses dijalankan,” kunci Ramli Rahim.

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita


Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *