Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik jika Kemendikbud Tidak Tegas
Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik jika Kemendikbud Tidak Tegas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan kebijakan terkait dunia pendidikan. Disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, Jokowi menginstruksikan agar penerapan new normal di sekolah tidak dilaksanakan secara “grusa-grusu”. (Tidak sabar atau gegabah)
Olehnya itu, secara detail, Muhadjir akan membahas awal tahun ajaran baru bersama kemendikbud. Muhadjir menegaskan protokol keselamatan di sekolah berbeda kondisinya dengan sektor umum lainnya.
Update informasi
- Walter Notteboom Muncul sebagai Kandidat Kuat Ketua HIPMI Palopo 2025–2028
- PT MDA Sambut JMSI Palopo, Sepakat Bangun Kerja Sama Informasi yang Edukatif
- DPRD dan Wali Kota Palopo Sepakati Rancangan Awal RPJMD 2025–2029
- Kedubes Inggris Temui Wali Kota, Makassar Dibidik Jadi Kota Kolaborasi Internasional
- Pemkab Luwu Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara 2025 dari Kemenkes RI
Terlebih yang dihadapi adalah anak-anak.
“Risikonya terlalu besar untuk sektor pendidikan,” jelasnya.
Muhadjir tak ingin sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.
Selain berdampak buruk pada siswa, pemerintah juga akan mendapatkan sorotan buruk.
Senada dengan itu, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebelumnya telah meminta pemerintah tidak tergesa-gesa memulai kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
Pasalnya, kurva kasus positif Covid-19 di Indonesia belum mengalami penurunan. Hal lainnya, protokol kesehatan juga belum berjalan baik.
“Jadi jangan tergesa-gesa kesannya. Harus betul-betul dikaji, itu pertama,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Unifah Rosyidi.
“Kedua, kalau mau dibuka harus dengan amat sangat hati-hati. Jadi mungkin dilihat case-nya di setiap daerah itu,” tambah Unifah.
Seputar polemik tahun ajaran baru
- Imbas Dugaan Kasus Pelecehan, Prof. Karta Jayadi Dicopot dari Jabatan Rektor UNM
- Sri Hastuty Pimpin UNCP Palopo: Siap Wujudkan Kampus Unggul, Berkarakter, dan Inovatif
- FTKOM UNCP Hadiri Pelantikan Pengurus APTIKOM di Makassar, Perkuat Sinergi
- Unhas Sambut 10.418 Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2025/2026
- Mahasiswa KKN Unhas Sosialisasi Cegah Pernikahan Dini dan Stunting di Parepare
Unifa berpendapat, memulai kembali KBM di sekolah sangat berpotensi terjadi penularan. Ini karena para siswa, khususnya ditingkat SD dan SMP, masih sangat rentan terpapar Covid-19 karena akan banyaknya interaksi, baik sesama murid maupun dengan guru saat berada di sekolah.
“Yang SD-SMP itu sangat rawan. Dia dari segi fisik masih vulnerable dan dia masih memerlukan bantuan bantuan banyak orang dewasa,” kata Unifah.
Unifah mengungkapkan, perlu ada kajian dan kewaspadaan lebih mendalam untuk mengantisipasi banyaknya kegiatan yang berpotensi terjadinya penularan di sekolah.
“Menurut saya ini harus ekstra hati-hati dan jangan pertaruhkan masa depan anak anak itu, yang akhirnya menjadi terpapar. Mereka harus kita lindungi,” kata Unifah.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim.
Dalam keterangan persnya, Muhammad Ramli Rahim menyebut untuk penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat.
Karenanya Ketua Umum IGI meminta Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan kebijakan pemerintah tersebut secara terbuka ke Dinas Pendidikan (Disdik) yang berada di daerah.
Hal ini mengingat banyak pihak Dinas Pendidikan yang sudah bersiap-siap menjalankan pembelajaran tatap muka mulai 13 Juli 2020 tanpa memikirkan Pandemi Covid-19. Disdik Pertaruhkan Nyawa Anak Didik
Update Nasional
- Presiden Beri Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara, Pulihkan Nama Baik dan Hak-Haknya
- Presiden Prabowo Disambut Siswa Usai Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila
- Tahun 2025 Tanpa Rekrutmen CPNS, Pemerintah Pastikan Peluang Baru Dibuka 2026
- Ricuh di DPRD Palopo, Wakil Walikota Harap Kedepannya Demo Lebih Persuasif
- Haji Isam Dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Prabowo
“Meskipun dengan protokol ketat, IGI menolak pembelajaran tatap muka meskipun dengan protokol kesehatan yang ketat, termasuk memperpendek waktu belajar menjadi hanya empat jam tanpa istirahat,” ujar Muhammad Ramli Rahim.
IGI khawatir, sikap kegamangan Kemendikbud mengakibatkan Disdik Daerah mempertaruhkan nyawa anak didik.
“New Normal di dunia pendidikan seharusnya diterapkan hanya jika New Normal di luar dunia pendidikan sudah sukses dijalankan,” kunci Ramli Rahim.








