Perayaan Malam Tahun Baru di Sulawesi Selatan Ditiadakan
Perayaan Malam Tahun Baru di Sulawesi Selatan Dítiadakan
Perayaan tahun baru yang biasanya dítandai dengan pesta kembang api dan kegiatan-kegiatan lainnya dípastikan pada tahun baru 2021 akan tidak ada.
Terkhusus perayaan Natal, akan dílakukan secara terbatas. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Sulsel telah menetapkan hal tersebut dalam sebuah rapat yang dígelar Pemprov Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan, Kapolda dan Pangdam telah menyampaikan secara tegas, di masa pandemi dengan kenaikan kasus yang signifikan, beberapa event event kedepan termasuk misalnya perayaan tahun baru itu kita tiadakan.
- Kedubes Inggris Temui Wali Kota, Makassar Dibidik Jadi Kota Kolaborasi Internasional
- Dikenal Dekat dengan Warga, Ismanto Siap Pimpin RT03/RW01 dengan Fokus Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan
- Wali Kota Makassar Turun Tangan, Koordinasi TNI–Polri Usai Tawuran Pemuda
- Persiapan Rampung, Pengurus JMSI Sulsel Periode 2025-2030 Siap Dilantik 15 November
“Yang paling penting izin keramaian dítiadakan jelang perayaan Natal dan Perayaan Malam Tahun Baru, apalagi saat ini Covid-19 melonjak naik di akhir tahun ini,” ujar Nurdin
“Karena perayaan tahun baru ini akan memancing masyarakat dari daerah-daerah ke Makassar. Saya kira ini kita akan tegakkan. Kedua, tdk ada izin keramaian. Ini sudah secara tegas kita sampaikan. Dan tentu yang lebih penting lagi adalah menghadapi perayaan natal. Ini juga natal kita lakukan tentu secara terbatas. Selebihnya memggunakan zoom/virtual,” lanjut Nurdin
Kendati demikian, Pemprov Sulsel bersama Satgas Penanganan Covid-19 Sulsel dianggap berhasil mengendalikan angka kematian pasien Covid-19.
“Kita bisa lihat apa yg disampaikan tim epidemologi, memang kasus naik tapi Rt kita turun. Satu kesyukuran kita bahwa kita bisa mengendalikan angka kematian lebih rendah dari nasional,” tutupnya.
Menurut Nurdin, kenaikan kasus positif Covid-19 di Sulsel saat ini selain penyembab Pilkada serentak juga karena tim satgas penanganan Covid-19 aktif lagi melakukan testing.
“Kenaikan kasus ini tentu harus dibarengi dengan testing yang lebih masif lagi. Jadi spesimen harus kita dorong semakin membanyak. Kalau yang tadinya sekitar 1.200, sekarang udah naik jadi 1.900-1.600. Karena semakin banyak kita temukan, itu akan semakin memperkecil tingkat penularan,” kunci Nurdin.(ish)








