Terungkap, Dosen Ini Ingin Gagalkan Pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia
Abdul Basith |
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada Institut Pertanian Bogor (IPB) nonaktif Abdul Basith ingin menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada 20 Oktober 2019. Basith berencana meledakkan bom ikan berisi paku di sejumlah wilayah Jakarta Barat.
“Mereka berencana akan meledakkan bom-bom tersebut di sepanjang Grogol sampai dengan Roxy (Jakarta Barat),” ujar Suyudi Ario Seto kepada wartawan, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019.
Selain itu, Abdul Basith juga akan menggelar aksi massa untuk menolak sejumlah revisi undang-undang, serta mengangkat isu kebakaran hutan dan lahan. Namun, tujuan utama dari aksi tersebut ialah menggagalkan pelantikan presiden.
“Target utama mereka membatalkan pelantikan presiden,” kata dia.
Polisi menetapkan Basith sebagai tersangka kasus kerusuhan saat aksi Mujahid 212 di Jakarta, Sabtu, 28 September 2019. Sembilan orang suruhan Basith berinisial S, OS, JAF, AL, AD, SAM, YF, ALI, dan FEB juga sudah menjadi tersangka.
Mereka dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 atas tindak pidana membuat, menguasai, membawa, menyimpan, mengangkut, menyerahkan dan atau berusaha menyerahkan bahan peledak.
Sebelumnya, Abdul Basith ditangkap anggota Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota, pada 01.00, Sabtu, 28 September 2019.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombisaris Besar Argo Yuwono menyebut penangkapan Abdul Basith lantaran menyimpan 28 bom molotov di rumahnya.
Bom molotov, kata dia, diduga akan digunakan Abdul Basith untuk melakukan pembakaran saat Aksi Mujahid 212, di Jakarta, Sabtu, 28 September.(**)