Virus Covid-19 di Luwu Utara Dikhawatirkan Jadi Bencana Baru

Masyarakat Indonesia Lawan Corona

Virus Covid-19 di Luwu Utara Dikhawatirkan Jadi Bencana Baru

Wabah virus covid-19 dikhawatirkan menjadi bencana baru di tengah musibah banjir bandang. Olehnya itu, personel Polres Luwu Utara bersama TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan setempat menggelar Pengamanan terpadu.

Selain upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pengamanan ini juga dilakukan untuk menjaga Kamtibmas.

Kasat Sabahara Polres Luwu Utara AKP Abu Bakar Salihi mengatakan, pengamanan ini juga berlaku bagi pendatang termasuk relawan yang membawa bantuan.

“Pengetatan pengamanan ini untuk alasan kesehatan warga yang menjadi korban banjir bandang,” katanya pekan kemarin.

Baca juga: Kapolres Luwu Utara Kerahkan Mobil Water Treatment di Lokasi Pengungsian

Terpisah, Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin menilai potensi penularan kasus Covid-19 memang harus diwaspadai. Bahkan, berpotensi terjadi peningkatan yang signifikan.

Ia menuturkan, jika mencermati data tren Covid-19 di wilayah Luwu Raya,…. Bersambung

Ia menuturkan, jika mencermati data tren Covid-19 di wilayah Luwu Raya yang meliputi Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Palopo, angka pertumbuhan kasusnya (Rt) sekitar 0,5-1,2. Namun potensi bergeraknya kasus Covid-19 meningkat, masih terbuka lebar.

Pemicu potensi peningkatan kasus tersebut, salah satunya karena kondisi awal Covid-19 di wilayah Luwu Utara sudah terbentuk sebelumnya per tanggal 18 Juli yang tercatat ada 41 kasus. Sementara pekan sebelumnya masih rendah dengan pertumbuhan yang terkendali Rt dibawah nol atau berkisar 0,5-0,9.

Baca juga: Jajaran Polda Sulsel Rutin Pengamanan di Lokasi Banjir Bandang Luwu Utara

“Begitu banyak relawan dari wilayah episentrum Makassar dan kota lain, yang akan melewati beberapa kabupaten/kota menuju pusat bencana dan tentu akan berinteraksi dengan banyak orang yang terkadang dengan protokol kesehatan yang terbatas,” urai Prof Ridwan.

Ridwan juga menyebutkan, evakuasi korban banjir yang dilakukan oleh petugas maupun relawan menunjukkan penanganan yang bersifat darurat dengan alat pelindung diri (APD) yang minim.

Dengan jumlah korban yang semakin banyak disertai penanganan/evakuasi korban seadanya, maka potensi besar terjadinya transmisi penyakit termasuk Covid-19 sangat besar.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas ini tak menampik, kondisi bencana banjir bandang tersebut mengalihkan perhatian…. Bersambung

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas ini tak menampik, kondisi bencana banjir bandang tersebut mengalihkan perhatian petugas. Bahkan beberapa petugas sendiri dinilai telah menjadi korban.

Baca juga: Normalisasi Sungai di Luwu Utara, Kementerian PUPR Akan Bangunkan Rumah Type 36

“Analisis kerentanan kebencanaan menunjukkan potensi ledakan beberapa masalah sosial dan kesehatan masyarakat perlu diwaspadai,” jelas Ridwan.

Terpisah, Tim Gerak Cepat (TGC) Luwu Utara mengakui adanya pertambahan kasus Virus Covid-19 di Luwu Utara

TGC pada Selasa 4 Agustus 2020 melaporkan adanya penambahan kasus konfirmasi positif covid-19 yang sangat signifikan yakni sebanyak 18 orang sehingga total kasus saat ini sebanyak 80 orang, dari sebelumnya yang hanya 62 orang per Senin (3/8) kemarin.

Komang Krisna dalam keterangan kepada media menyebutkan, jika kasus tersebut bertambah setelah tim gerak cepat melakukan kontak tracing. KT ini terhadap salah satu kasus yang lebih dahulu terkonfirmasi positif di Luwu Timur.

“Kedatangannya ke Lutra dalam rangka menolong keluarganya/orang tuanya yang terkena bencana banjir bandang di Kecamatan Baebunta,” terang Komang, Selasa 4 Agustus 2020.(red)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Tiktok Anda
Spiritkita
Pemkot Palopo

Banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *