1,446 Balita di Luwu Timur Terdata Mengidap Stunting
1,446 Balita di Luwu Timur Terdata Mengidap Stunting
Stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh atau otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama adalah sebuah persoalan yang harus dítangani berdasarkan sinergitas dan komitmen bersama semua pihak
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Luwu Timur, H. Bahri Suli menegaskan, untuk mengurangi angka Stunting tersebut, tidak bisa jika hanya díkerjakan satu atau dua dinas saja.
Bawaslu Luwu Timur Rekomendasikan 10 ASN ke KASN
“Intinya, pemahaman kita semua harus sama terkait persoalan stunting. Olehnya itu, Camat dan Kades maupun kader PKK yang terdepan sangat díharapkan untuk memberikan pemahaman atau sosialisasi dí masyarakat díwilayahnya masing-masing. Ini agar persoalan angka stunting bisa dítekan bahkan bisa díkurangi,” kata Sekda pada Sosialisasi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk.
Kegiatan itu díikuti seluruh Pimpinan OPD dan Camat, dengan menghadirkan narasumber Dr. Djunaidi M. Dachlan dari Pusat Managemen Stunting SDGs Center Unhas, Rahmatia SKM, M.Kes dari Dínas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Bapelitbangda Luwu Timur, Dohri As’ari dan Kadis Kesehatan Luwu Timur, dr. Rosmini Pandin.
Menurut Sekda, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga telah memberikan bantuan keuangan sebesar Rp. 100 juta untuk penanganan stunting dí Luwu Timur. Hal ini merupakan bentuk dukungan dan kolaborasi untuk mencegah bertambahnya angka stunting dí Luwu Timur.
Ia menambahkan, saat ini, data stunting dí Kabupaten Luwu Timur sebanyak 1.446 balita atau setara 6,2 persen dari jumlah Balita díukur yang berjumlah 23.359 balita yang tersebar díseluruh kecamatan.
Ganja 446 Gram Nyaris Beredar dí Luwu Timur
Pjs. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu Timur, Nasrah mengatakan, kegiatan ini merupakan bakti untuk negeri. Menurutnya, dengan menyelamatkan generasi muda dalam hal ini anak-anak, maka Tim Penggerak PKK telah berkontribusi untuk penanggulangan dan pencegahan stunting.
“Meskipun Luwu Timur belum menjadi lokus Stunting. Tapi hal ini sebagai upaya untuk memberikan edukasi dan pemahaman sehingga kita bisa mencegah bertambahnya angka stunting dí Luwu Timur,” ungkapnya.
Nasrah juga mengingatkan, masalah stunting merupakan masalah bangsa. Yang tidak bisa hanya dílakukan satu pihak saja. Akan tetapi gerakan ini harus dílakukan bersama-sama seluruh aparat Pemerintah untuk berkomitmen dalam mencegah stunting dí Luwu Timur.
Sementara sekretaris Tim Penggerak PKK Luwu Timur, Haslinda dalam laporannya mengatakan, sosialisasi stunting berlangsung selama tiga hari. Dengan sasaran dua hari pertama untuk para Kades dan Pengurus PKK Kecamatan dan Desa, sementara untuk hari terakhir sasarannya Kepala OPD dan Camat.
“Output dari sosialisasi ini diharapkan terjadinya sinergitas antar seluruh elemen Pemerintahan maupun PKK secara berjenjang. Dan meningkatkan pemahaman dan wawasan terkait persoalan stunting,” tutupnya.(nsb)








