Wagub Sulsel Tegaskan Hutan Perlu Dibenahi

Wagub Sulsel

Wagub Sulsel Tegaskan Hutan Perlu Dibenahi

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan, Hutan yang ada di Sulawesi Selatan perlu dibenahi. Selain itu juga membuat sistem keseimbangan atau memperbaiki hutan dan DAS.

“Kita harus berfikir apa yang harus kita lakukan sekarang untuk jangka panjang. Jangan pernah bermain main dengan hutan, jika kita bermain main sama halnya kita bermain dengan nyawa manusia. Intevensi kebijakan dan sinergitas, diperlukan master plan untuk sistem kehutanan di Sulsel, dan bagaimana pemulihan yang sudah terjadi,” urai Wagub Andi Sudirman pada Rapat Koordinasi Diseminasi Kajian Banjir DAS Baliase Dan Kolaborasi Penanganan Di Provinsi Sulsel yang digelar di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Jumat kemarin.

Sebelum pemaparan tersebut, Wagub Andi Sudirman memperlihatkan video yang diambil dari udara di beberapa titik hutan wilayah atas Maipi.

“Kita harus sadari bersama bahwa pembukaan lahan, perambahan hutan termasuk bentuk secara keilmuan mengganggu keseimbangan, curah hujan, penyimpangan cadangan air dll. Kita liat dihilir sungai, kayu ada banyak juga bekas potongan mesin karena rapi. Citra satelit di Google earth juga terlihat ada alih fungsi lahan dari tahun ke tahun. Luwu Utara sensitif terhadap perubahan keseimbangan yang mudah berujung bencana. Kita harus bijak dalam kebijakan. Anyway, kita tunggu kajian pusat sebagai kesimpulan nantinya,” paparnya saat membawakan sambutan.

Jembatan Gantung di Battang Barat Telan Anggaran Rp6 M

Pada kesempatan itu, Wagub Andi Sudirman menegaskan, perlu membuat terobosan bersama dan merumuskan apa yang perlu diselesaikan serta bagaimana merestorasi untuk mengembalikan keseimbangan hutan. Wagub Sulsel Tegaskan Hutan Perlu Dibenahi

Sementara itu, masih dalam kegiatan Rapat Koordinasi Diseminasi Kajian Banjir DAS Baliase Dan Kolaborasi Penanganan Di Provinsi Sulsel, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi Maluku dalam analisanya menyampaikan bahwa banjir bandang di Luwu Utara diawali oleh longsor.

“Kejadian awal longsor di Luwu Utara, tepatnya di hulu DAS Baliase,….. Bersambung

“Kejadian awal longsor di Luwu Utara, tepatnya di hulu DAS Baliase,” ungkap Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si, Kepala P3E Sulawesi dan Maluku.

Faktor utama terjadinya longsor di beberapa titik diduga karena tingginya aktivitas pelapukan serta tingginya curah hujan. Solusi yang diberikan kemudian adalah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup (RPSDALH) terkait mitigasi banjir dan longsor berbasis ekoregion pada DAS Baliase.

Badan Geologi Kementerian ESDM Minta Masyarakat Luwu Utara Tetap Waspada

“Kita merencanakan pembuatan gully plug sebanyak 245 unit dan pembuatan bibit desa (kebun bibit desa) sebanyak 7 unit di wilayah DAS Baliase,” lanjutnya.

Bagian lain, Tim Kajian Banjir Pemprov Sulsel yang diketuai Syamsu Rijal mengungkap beberapa rekomendasi.

“Rekomendasi dari kajian banjir salah satunya pembukaan lahan (clear cutting) oleh masyarakat menggunakan sistem rotasi, pengendalian pola tanam masyarakat pada areal APL (non kawasan Hutan), peningkatan pengawasan dan pengamanan pada kawasan hutan,” jelasnya.(red)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Tiktok Anda
Spiritkita
Pemkot Palopo

Banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *