Tim Pakar GTPP Covid-19 Akui Tak Tahu Virus Corona Kapan Berakhir
Tim Pakar GTPP Covid-19 Akui Tak Tahu Virus Corona Kapan Berakhir
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc. Ph.D dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta mengakui tidak tahu kapan pandemi coronavirus baru (Covid-19) berakhir.
Menurutnya, prediksi paling optimis ialah harus menunggu penemuan vaksin Covid-19.
“Jadi, sebenarnya kalau ditanya sampai kapan? Tiada yang tahu. Seluruh dunia juga tidak tahu karena vaksinnya belum ditemukan,” ujar Ketua Tim Pakar GTPP Covid-19, Wiku dikutip Sabtu, 16 Mei 2020.
- Frederik Kalalembang Hubungi Kapolda Sulsel, Pastikan Mahasiswa Aman dan Tak Terprovokasi
- Kepala Daerah Luwu Raya Kumpul di Makassar, Sepakat Jaga Situasi Tetap Kondusif
- Pj Wali Kota Palopo Hadiri Peringatan Harganas ke-32 Tingkat Sulsel di Makassar
- Polisi Kantongi Identitas Pelaku Penyerangan Lima Kampus di Makassar
- Pj Wali Kota Palopo Hadiri Launching Aksi Stop Stunting 2025 di Makassar
Informasi yang berkembang, penemuan vaksin Covid-19, paling cepat tahun depan. Sayangnya, penemuan vaksin pun belum tentu pertanda kemenanganan melawan virus Covid-19. Apalagi, penduduk Indonesia terpadat keempat di dunia.
Wiku hanya mengingatkan, agar masyarakat tetap disiplin kolektif menjaga jarak, mencuci tangan dengan air bersih, hingga memakai masker. Selain itu diharap meningkatkan imunitas tubuh.
Perubahan perilaku dan pola hidup merupakan kunci memutus mata rantai penularan Covid-19. Setelah pandemi Covid-19 mereda, masyarakat diminta menerima dengan senang hati kondisi ‘new’ normal. Penerimaan terwujud dalam perubahan perilaku dan pola hidup secara kolektif sesuai dengan imbauan dalam protokol kesehatan.
“Kita harus optimis. Kuncinya adalah pada perubahan perilaku,” ucapnya.
Beraktivitas seperti biasanya diperbolehkan asalkan tetap dalam koridor protokol kesehatan. Sebab, kepatuhan masyarakat terhadap imbauan pemerintah dipercaya bisa menurunkan kasus baru positif Covid-19.
- Perdagangan Orang Masih Marak, 25 Bayi Dijual dan Jaringan Dikendalikan dari Lapas
- Prabowo Tunjuk Wapres Gibran Tangani Percepatan Pembangunan Papua
- Defisit APBN 2025 Melebar, Dolfie Cecer Sri Mulyani soal Pembukaan Blokir Anggaran
- Komisi III DPR RI Akan Panggil Kejagung soal MoU Penyadapan dengan Operator Telekomunikasi
- MPR RI Prihatin Tambang Ancam Raja Ampat: Reputasi Indonesia Bisa Tercoreng
“Marilah, kita gotong royong untuk mengubah perilaku bersama,” ujar Wiku.
Sebelumnya, lanjut Wiku, pemerintah tengah menyusun skenario pelonggaran untuk menjaga agar masyarakat tidak terpapar Covid-19 dan juga tidak terdampak PHK.
Pemerintah bakal memberi kesempatan kepada warga yang berusia di bawah 45 tahun untuk beraktivitas lebih banyak. Kelompok usia di bawah 45 tahun diklaim merupakan lapisan masyarakat yang tidak rentan terpapar oleh dampak buruk Covid-19 dibanding kelompok usia lain.
Pasalnya, secara fisik kebanyakan warga yang berusia di bawah 45 tahun berkondisi sehat.
WHO
Terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melontarkan pernyataan mengenai virus corona.
WHO menyatakan virus corona kemungkinan tidak akan pernah hilang dan seluruh masyarakat harus belajar hidup dengannya.
WHO menyatakan hal tersebut sebagai peringatan kepada negara-negara yang memutuskan melonggarkan pembatasan atau lockdown karena adanya penurunan kasus.
“Kita memiliki virus baru yang memasuki populasi manusia untuk pertama kalinya dan oleh karena itu sangat sulit untuk diprediksi kapan kita akan mengatasinya,” ujar Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, dalam konferensi pers virtual di Jenewa seperti dilansir AFP pada Rabu (13/5) waktu setempat.
“Virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik di kehidupan kita dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang,” kata Ryan sembari mencontohkan virus HIV yang hingga kini tak kunjung hilang.
Ryan menambahkan bahwa untuk kembali ke keadaan normal membutuhkan “jalan yang sangat, sangat jauh”. (red)
