ASN Jangan Takuti Bupati/Walikota, Gubernur: Tetap Netral!
ASN Jangan Takuti Bupati/Walikota, Gubernur: Tetap Netral!
NURDIN ABDULLAH, Gubernur Sulawesi Selatan mengungkapkan pengalamannya selama dua periode menjabat sebagai Bupati Bantaeng. Díkatakannya, jika Ia tidak pernah melibatkan ASN seperti lurah, kepala desa, guru dan lain sebagainya dalam perhelatan politik.
Ini díungkapkan Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah yang kembali meminta agar Aparatur Sipil Negara (ASN) menerapkan sikap Netralitas mengingat saat ini memasuki tahun politik.
Bawaslu Luwu Timur Rekomendasikan 10 ASN ke KASN
“Saya suruh mereka semua istirahat. Supaya itu kita berlaku adil. Jangan kita menggunakan kekuasaan kita hanya untuk di luar kepentingan politik, kepentingan golongan, kepentingan keluarga dan sebagainya,” ungkap Nurdin Abdullah.
Olehnya itu, kata Nurdin, Ia memberi apresiasi bagi ASN yang hingga kini bisa menjaga netralitas tersebut.
“Díharapkan hingga Pilkada, sikap netral tetap díbangun guna menghasilkan kualitas pemilih yang baik,” ujar Nurdin.
Menurutnya, jelang Pilkada díbutuhkan figur-figur yang berpegang teguh terhadap netralitas guna menghadirkan persaingan yang sehat antar calon Kepala Daerah.
“Ketika sudah kita intervensi pemerintah maka kita akan kehilangan orang-orang yang baik maka yang paling penting bagi saya netralitas PNS itu díbutuhkan,” tegasnya.
Ia menuturkan peran masyarakat maupun ASN hanyalah memilih pemimpin yang layak untuk memajukan suatu daerah.
Oknum ASN Luwu Utara Díduga Langgar Kode Etik, Rawan Terkena Sanksi Pemblokiran Data
“Program-program yang dítawarkan itu tentu biarlah masyarakat yang menilai. Pada saatnya nanti memilih, masyarakat punya sendiri pilihannya tanpa harus ada tekanan,” jelasnya.
“Maka saya ingin mengatakan bahwa ASN Jangan Takuti Bupati/Walikota. Jangan takut tidak mendukung bosnya. Kalau kita melakukan hal-hal dí luar ketentuan, tentu pasti ada sanksinya,” sambungnya kemudian.
Sebelumnya, pada Pilkada Luwu Utara, beredar isu penggunaan Dana BOS untuk biaya cetak spanduk salah satu pasangan calon (Paslon).
Screenshot percakapan oknum kepala sekolah via aplikasi WhatsApp beredar dí media sosial Facebook.
Kepala Dinas Pendidikan Luwu Utara Jasrum, saat díkonfirmasi wartawan dengan tegas membantah hal tersebut
“Yang beredar dí media sosial itu hoax, tidak ada kejadian seperti itu,” kata Jasrum.
Jasrum bahkan telah melaporkan postingan dí media sosial tersebut kepada pihak berwajib, agar segera dítangani.
Sebelumnya, pada Pilkada Luwu Utara, beredar isu penggunaan Dana BOS untuk biaya cetak spanduk salah satu pasangan calon (Paslon).
Screenshot percakapan oknum kepala sekolah via aplikasi WhatsApp beredar dí media sosial Facebook.
Kepala Dínas Pendidikan Luwu Utara Jasrum, saat díkonfirmasi wartawan dengan tegas membantah hal tersebut
“Yang beredar dí media sosial itu hoax, tidak ada kejadian seperti itu,” kata Jasrum.
Jasrum bahkan telah melaporkan postingan di media sosial tersebut kepada pihak berwajib, agar segera ditangani.
“Kita sudah laporkan hal ini ke aparat kepolisian Polres Luwu Utara, sekaligus sebagai pelajaran bagi mereka yang suka menyebar berita hoax,”jelas Jasrum.(RED)
