Pasca-Lokakarya Pembelajaran Inovasi Daerah, Luwu Utara Siap Hadirkan 3 Inovasi Baru

PALOPO, SPIRITKITA – Lokakarya Pembelajaran Inovasi Daerah (Peer Learning) Mengenai Penanganan Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan yang di gelar USAI ERAT bekerjasama dengan Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Sulsel, resmi berakhir, Selasa (28/6/2022), di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.

Dua hari pelaksanaan Lokakarya di dahului dengan pemaparan Strategi dan Kebijakan Percepatan Pengurangan Stunting di Sulsel dari beberapa Narasumber seperti Iing Mursalim (TP2AK Sekretariat Wakil Presiden),

Kepala Bappelitbangda Sulsel Darmawan Bintang dan Plt. Kadis Kesehatan Sulsel, Dr. dr. H. Bachtiar Baso, M.Kes.

Tiga inovator, masing-masing dr Nisma (Kejar Stunting/Luwu Utara), Fatmawaty (Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting/Enrekang), dan Chaidir (LOPIS/Makassar), ikut berbagi praktik baik di sesi kedua,

Sharing and Learning Praktik Baik Inovasi Pengurangan Stunting di Sulsel.

Pada Lokakarya ini juga di gelar Diskusi Kelompok Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Inovasi Pengurangan Stunting di Sulsel,

serta Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok atau Pleno Presentasi Hasil Diskusi Kelompok yang di gelar selama dua hari.

Kabupaten Luwu Utara sendiri menghadirkan Kepala DP2KUKM Andi Zulkarnain, Kabag Organisasi Muhammad Hadi, Inovator Kejar Stunting Nisma, Kabid Inovasi Bappelitbangda Aisyah,

serta dua orang Tim Pelaksana Warkop Indah, Muhammad Yusuf dan Lukman. Tim ini di dampingi satu orang perwakilan dari USAID ERAT, Bahar.

Tim Diskusi Kelompok Kabupaten Luwu Utara berhasil menggagas, mengusulkan dan mencoba menghadirkan tiga inovasi penanganan stunting di Luwu Utara,

yaitu Tablet Indah, SADIS TA dan Kepo Ga Sih. Tiga calon inovasi Luwu Utara adalah hasil diskusi yang coba akan di implementasikan Perangkat Daerah terkait.

Kabag Organisasi, Muhammad Hadi, berharap tiga calon inovasi baru ini akan segera di tindaklanjuti dan di harapkan menjadi pemicu utama dalam menurunkan angka stunting di Sulawesi Selatan, khususnya di Luwu Utara.

“Kita telah memformulasikan beberapa inovasi dengan mengelaborasi beberapa masalah utama yang menyebabkan terjadinya kasus stunting, seperti terjadinya pernikahan dini,

terjadinya anemia pada anak usia remaja, dan terjadinya bayi lahir pendek,” jelas Hadi.

Hadi mengatakan, untuk inovasi Tablet Indah di harapkan menjadi solusi untuk mengatasi kasus anemia pada remaja putri. Sementara untuk mengatasi kasus bayi lahir pendek, inovasi Kelompok Pangan Sehat (Kepo Ga Sih) di harapkan menjadi solusi tepat.

Bagaimana mengatasi atau mencegah pernikahan dini? Hadi mengatakan, dengan pelibatan Tokoh Agama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,

di harap menjadi solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya nikah dini. Inovasi itu di beri nama Satu Desa Satu Tokoh Agama atau SADIS TA.

“Kita berharap tiga inovasi ini di kerjakan secara bersama-sama dengan semua stakeholder terkait, seperti Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, Bappelitbangda, Dinas Pendidikan, dan Perangkat Daerah terkait lainnya,” tandas Hadi.(*)

Dapatkan Update Berita Pilihan Menarik
di Fanspage dan Whatsapp Anda
Spiritkita
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *